Hubungan dengan saudara kandung sering digambarkan sebagai hubungan "frenemies" terbaik.

Satu saat, mereka berebut remote TV, tapi di saat lain, mereka rela saling melindungi di hadapan orang tua.

Namun, sebuah studi yang diterbitkan dalam "The Journals of Gerontology: Series B" mengungkap manfaat kognitif dari hubungan yang erat dengan saudara kandung.

Dikutip dari The Hindustan Times pada Selasa, studi ini menemukan bahwa hubungan positif sejak masa kanak-kanak hingga dewasa dapat membantu menjaga kemampuan kognitif di usia tua.

Tak heran, saudara kandung bisa membuat kita tetap "waspada" hingga usia senja.

Peneliti membagi interaksi antara saudara kandung di masa kecil menjadi dua jenis: positif dan negatif.

Interaksi positif mencakup dukungan, pelukan, saling membantu, dan perilaku sehat lainnya yang mendukung kesehatan kognitif di usia tua.

Mereka yang memiliki interaksi positif di masa kecil cenderung tetap menjalin hubungan dekat saat dewasa.

Sebaliknya, interaksi negatif, seperti pertengkaran atau konflik, ternyata tidak banyak memengaruhi dinamika hubungan di masa dewasa.

Yang lebih merusak hubungan saudara kandung adalah lingkungan keluarga yang disfungsional, seperti kekerasan, pengabaian, atau konflik dalam keluarga.

Dalam studi tersebut, hubungan saudara kandung di masa dewasa dinilai berdasarkan dua parameter utama, yaitu kedekatan emosional dan frekuensi kontak.

Hubungan yang positif di masa kecil meningkatkan peluang hubungan dekat di masa dewasa.

Namun, hubungan negatif saat kecil tidak selalu berarti hubungan akan berakhir buruk di masa dewasa.

Justru, lingkungan keluarga yang penuh kekerasan dan pengabaian memiliki dampak lebih besar, sering kali membuat saudara kandung terasing satu sama lain.

Studi ini juga menunjukkan bahwa hubungan sosial yang positif, termasuk hubungan dengan saudara kandung dapat mengurangi stres, meningkatkan proses mental, dan mendukung kesehatan mental secara keseluruhan.

Interaksi rutin antara saudara kandung di masa dewasa, seperti melalui kunjungan atau telepon, menjadi faktor penting dalam mendukung kesehatan kognitif.

Kontak ini memberikan stimulasi mental dan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan, membantu melindungi dari penurunan kognitif terkait usia.

Pengalaman masa kecil yang penuh tekanan menjadi penghalang utama hubungan saudara kandung di masa dewasa.

Kehilangan salah satu hubungan terdekat dan seumur hidup ini dapat berdampak buruk pada kesehatan kognitif, terutama jika pengalaman tersebut menyebabkan renggangnya hubungan atau bahkan keterasingan.

Saudara kandung, meskipun terkadang menyebalkan, ternyata bisa menjadi "penjaga" kesehatan mental kita hingga usia lanjut.

Pewarta: Putri Hanifa

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024