Muntok (Antara Babel) - Sejumlah nelayan di pesisir Desa Belolaut Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung mulai meningkat setelah penutupan tambang timah di pesisir desa setempat.

"Hasil tangkapan berupa ikan, udang, kepiting rajungan dan lainnya belum bisa pulih seperti sebelum ada aktivitas penambangan timah, namun sekarang sudah ada peningkatan," kata nelayan Belolaut, Antoni di Muntok, Kamis.

Ia mengatakan, saat ini setiap kali mereka melaut rata-rata mendapatkan 20 kilogram berbagai jenis ikan kecil, seperti ikan selangat, kerisi, selar dan jenis lainnya.

"Pada saat masih ada aktivitas penambangan menggunakan ponton isap produksi, paling banyak hanya dapat enam Kg sekali melaut," kata dia.

Meskipun masih jauh dibandingkan hasil tangkapan sebelum adanya aktivitas penambangan timah di perairan Belolaut, namun para nelayan di desa tersebut tetap optimistis ke depan hasil tangkapan akan semakin meningkat.

"Kalau dahulu sebelum ada aktivitas tambang, sekali melaut bisa dapat 150 hingga 200 kilogram, kami berharap tidak ada lagi aktivitas tambang di perairan Desa Belolaut agar terjaga kelestariannya," katanya.

Dengan terjaganya kelestarian perairan Desa Belolaut diharapkan akan semakin banyak populasi ikan dan biota laut lainnya di kawasan tersebut sehingga memudahkan para nelayan mencari ikan.

Koordinator nelayan Desa Belolaut, Suhaidir Kojek mengatakan sebagian besar warga yang berprofesi sebagai nelayan di Desa Belolaut memiliki komitmen untuk menolak aktivitas penambangan timah di laut desa tersebut.

"Sejak awal kami sudah memiliki komitmen bersama untuk menentang penambangan di laut, baik yang menggunakan kapal isap maupun ponton isap karena merugikan nelayan," kata dia.

Ia berharap penghentian aktivitas penambangan di perairan Desa Belolaut terus berlanjut agar nelayan bisa tenang menekuni profesinya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016