Sabah (Antara Babel) - Pemerintah Indonesia melalui Konsulat Jenderal RI di Kota Kinabalu Negeri Sabah, Malaysia meminta majikan kedua WNI yang diculik kelompok bersenjata turut bertanggung jawab.
Ketua Satgas Perlindungan WNI KJRI Kota Kinabalu, Hadi Syarifuddin usai pertemuan dengan Deputi Komander Esscom Negeri Sabah, Brigjen Hamdan di Kota Kinabalu, Senin.
Selain itu, kata dia, majikan juga harus memperhatikan kesejahteraan WNI yang dipekerjakan sebagai nelayan karena keselamatan nyawa, harta dan keluarganya sangat terancam.
"Majikan harus bertanggung jawab atas diculiknya dua WNI asal Buton, Sultra itu oleh kelompok bersenjata pada Sabtu (6/11) di perairan Kretam Kinabatangan," sebut Hadi.
Beberapa kasus penculikan yang dialami WNI di wilayah perairan Malaysia pemerintah negara tersebut terkesan acuh atau tidak peduli bahkan kesalahan selalu ditimpakan kepada WNI.
Pada kesempatan yang sama, Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Akhmad DH Irfan menyatakan, pemerintah Indonesia sangat konsen terhadap keselamatan WNI di luar negeri.
Namun ribuan WNI yang bekerja sebagai nelayan di Negeri Sabah menjadi fokus perhatian pemerintah Indonesia dalam hal keamanan dan keselamatannya.
Akhmad Irfan menegaskan, WNI sangat membantu industri perikanan Malaysia menjadi maju sementara pemerintah Malaysia tidak menjaga keselamatannya selama menangkap ikan di perairan negara itu dari aksi-aksi penculikan.
"Selayaknya pemerintah Malaysia memberikan perhatian ekstra terhadap keselamatan WNI yang menangkap ikan di laut dari aksi-aksi perampokan dan penculikan. Sebab WNI sangat berperan memajukan industri perikanan Malaysia di Sabah," sebut dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
Ketua Satgas Perlindungan WNI KJRI Kota Kinabalu, Hadi Syarifuddin usai pertemuan dengan Deputi Komander Esscom Negeri Sabah, Brigjen Hamdan di Kota Kinabalu, Senin.
Selain itu, kata dia, majikan juga harus memperhatikan kesejahteraan WNI yang dipekerjakan sebagai nelayan karena keselamatan nyawa, harta dan keluarganya sangat terancam.
"Majikan harus bertanggung jawab atas diculiknya dua WNI asal Buton, Sultra itu oleh kelompok bersenjata pada Sabtu (6/11) di perairan Kretam Kinabatangan," sebut Hadi.
Beberapa kasus penculikan yang dialami WNI di wilayah perairan Malaysia pemerintah negara tersebut terkesan acuh atau tidak peduli bahkan kesalahan selalu ditimpakan kepada WNI.
Pada kesempatan yang sama, Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Akhmad DH Irfan menyatakan, pemerintah Indonesia sangat konsen terhadap keselamatan WNI di luar negeri.
Namun ribuan WNI yang bekerja sebagai nelayan di Negeri Sabah menjadi fokus perhatian pemerintah Indonesia dalam hal keamanan dan keselamatannya.
Akhmad Irfan menegaskan, WNI sangat membantu industri perikanan Malaysia menjadi maju sementara pemerintah Malaysia tidak menjaga keselamatannya selama menangkap ikan di perairan negara itu dari aksi-aksi penculikan.
"Selayaknya pemerintah Malaysia memberikan perhatian ekstra terhadap keselamatan WNI yang menangkap ikan di laut dari aksi-aksi perampokan dan penculikan. Sebab WNI sangat berperan memajukan industri perikanan Malaysia di Sabah," sebut dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016