Jakarta (Antara Babel) - Wakil Sekretaris Jenderal DPP-PPP Achmad Baidowi menilai aparat Kepolisian arogan menangkap aktivis Himpunan Mahasiswa Islam(HMI) pada Selasa (8/11) dinihari karena berlebihan dan seolah-olah ingin menangkap gembong teroris ataupun pejabat kelas kakap.

"Sikap tersebut sudah over acting apalagi mengerahkan sejumlah petugas seolah-olah ingin menangkap gembong teroris ataupun pejabat kelas kakap," kata Achmad Baidowi  di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, penangkapan aktivis HMI oleh Polda Metro Jaya pada selasa dinihari patut disesalkan karena itu menunjukkan arogansi aparat kepolisian yang sudah didesain menjadi sipil bukan lagi militer.

Dia mengatakan apakah tidak bisa polisi memanggil mereka pada siang hari lalu mengapa harus malam hari.

"Apakah memang ingin mendapatkan 'kredit poin' dari atasan sehingga polisi harus mendramatisasi aksi 411 yang sebagian berujung ricuh," ujarnya.

Menurut Baidowi, sebaiknya polisi tidak membuat kegaduhan baru, dan PPP melalui Kelompok Fraksi di Komisi III DPR akan membawa persoalan ini dalam rapat dengan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.

Sebelumnya, Polisi menangkap lima kader Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI). Kelimanya ditangkap karena telah menyerang polisi saat aksi damai 4 November 2016 di Istana Negara.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, kelimanya ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi penyerangan terhadap aparat kepolisian.

"Alasannya) pelaku penyerangan terhadap Polri, terhadap petugas," kata Awi, di Jakarta, Selasa (8/11).

Menurut Awi, kelima kader HMI tersebut menyerang aparat polisi saat melakukan demonstrasi di depan Istana Merdeka, Jalan Merdeka Utara pada Jumat (4/11).

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016