Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengimbau masyarakat untuk beralih menggunakan elpiji 5,5 kilogram agar ketersediaan elpiji bersubsidi 3 kg cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kurang mampu di daerah itu.
"Kami berharap masyarakat yang bukan penerima elpiji subsidi beralih menggunakan elpiji nonsubsidi," kata Kepala Disperindag Kepulauan Babel Yuliswan di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan saat ini PT Pertamina telah meluncurkan dan mendistribusikan 4.850 tabung elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram, sebagai upaya mencegah kelangkaan dan menekan harga gas elpiji subsidi di masyarakat yang berkisar Rp20.000 hingga Rp25.000 atau lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp16.000 per tabung.
"Selama ini penyaluran gas elpiji bersubsidi ini masih banyak yang tidak sasaran, sehingga ketersediaan gas murah itu kurang dan masyarakat penerima subsidi sulit mendapatkan gas tersebut," katanya.
Dia meminta pedagang pengecer tidak lagi menjual elpiji bersubsidi itu.
"Dalam waktu dekat ini kami akan menertibkan pedagang pengecer yang masih menjual elpiji tiga kilogram untuk memberlakukan HET elpiji di masyarakat," ujarnya.
Ia mengakui sulit untuk memberlakukan HET gas bersubsidi, karena banyaknya pedagang sembako yang menjual gas ukuran tiga kilogram ini.
"Selama ini elpiji subsidi ini dijual secara bebas dengan harga yang bervariasi, sehingga penerima subsidi terpaksa membeli gas di atas HET yang ditetapkan dan ini jelas merugikan penerima subsidi pemerintah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Kami berharap masyarakat yang bukan penerima elpiji subsidi beralih menggunakan elpiji nonsubsidi," kata Kepala Disperindag Kepulauan Babel Yuliswan di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan saat ini PT Pertamina telah meluncurkan dan mendistribusikan 4.850 tabung elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram, sebagai upaya mencegah kelangkaan dan menekan harga gas elpiji subsidi di masyarakat yang berkisar Rp20.000 hingga Rp25.000 atau lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp16.000 per tabung.
"Selama ini penyaluran gas elpiji bersubsidi ini masih banyak yang tidak sasaran, sehingga ketersediaan gas murah itu kurang dan masyarakat penerima subsidi sulit mendapatkan gas tersebut," katanya.
Dia meminta pedagang pengecer tidak lagi menjual elpiji bersubsidi itu.
"Dalam waktu dekat ini kami akan menertibkan pedagang pengecer yang masih menjual elpiji tiga kilogram untuk memberlakukan HET elpiji di masyarakat," ujarnya.
Ia mengakui sulit untuk memberlakukan HET gas bersubsidi, karena banyaknya pedagang sembako yang menjual gas ukuran tiga kilogram ini.
"Selama ini elpiji subsidi ini dijual secara bebas dengan harga yang bervariasi, sehingga penerima subsidi terpaksa membeli gas di atas HET yang ditetapkan dan ini jelas merugikan penerima subsidi pemerintah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016