Salalah, Oman (Antara Babel) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sana'a mengevakuasi puluhan warga negara Indonesia (WNI) dari ibukota Yaman, Sana'a berikut wilayah lainnya, Tarim, Mukalla, Ma'bar, dan Aden ke Salalah, Oman untuk dipulangkan kembali ke tanah air sejak 13 sampai 16 November.

WNI yang mengikuti evakuasi tahap enam itu berjumlah 39 orang, terdiri atas 26 pelajar, satu tenaga kerja, tiga ibu rumah tangga, dan sembilan anak-anak, demikian kata KBRI Sana'a dalam rilisnya yang diterima Antara di Jakarta belum lama ini.

"Transportasi darat digunakan untuk membawa WNI dari Kota Tarim, Yaman menuju Salalah, Kesultanan Oman. Seluruh peserta tiba di tujuan pada 14 November, dan ditempatkan dalam penampungan sementara," tambahnya.

"Seluruh WNI diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Internasional Salalah pada 15 November dan tiba satu hari kemudian," kata siaran pers tersebut.

Proses evakuasi menjadi prioritas utama otoritas terkait, mengingat situasi di Yaman cukup rawan akibat perang saudara.  

"Perlindungan dan keselamatan WNI merupakan prioritas utama bagi perwakilan pemerintah Indonesia di Yaman, mengingat saat ini konflik bersenjata masih terus berlanjut," kata Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) Sulthon Sjahril Sabaruddin didampingi konselor menteri KBRI Sana'a Abdul Mun'im.

"Kami menghimbau agar seluruh WNI untuk sementara ini tidak melakukan perjalanan ke Yaman hingga situasi pulih sepenuhnya, sementara itu untuk peserta evakuasi agar dapat terus berbagi ilmu dan pengetahuannya saat telah kembali ke tanah air," ujar Sulthon ke para peserta evakuasi sebelum diberangkatkan pulang.

Perang masih terus berkecamuk di Yaman melibatkan kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran melawan koalisi militer pimpinan Arab Saudi pendukung pemerintah Yaman.

Pertempuran itu dikabarkan telah menewaskan 10 ribu jiwa, memaksa jutaan orang mengungsi, dan menyebabkan bencana kelaparan serta wabah kolera, sebagaimana disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dikutip Reuters.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sempat mengumumkan hanya 45 persen fasilitas kesehatan yang berfungsi, bahkan dua pertiga dari populasi di Yaman saat ini tidak memiliki akses ke air bersih serta sanitasi layak.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016