Pukhrayan, India/New Delhi (Antara Babel) - Para penolong pada Senin menghentikan pencarian korban dari gerbong-gerbong kereta api yang anjlok setelah mengeluarkan sejumlah jasad.

Sedikitnya 142 penumpang kereta api itu meninggal dalam kecelakaan tersebut.

Bencana yang terjadi pada Ahad (20/11) di Uttar Pradesh, negara bagian utara India, merupakan tragedi terburuk di negara itu sejak 2010 dan telah menimbulkan kecemasan mengenai keselamatan buruk di jejaring perkeretaapian yang dikelola negara.

Regu-regu penolong bekerja sepanjang malam dengan menggunakan peralatan berat dan memotong gerbong-gerbong kereta sebelum polisi menghentikan pencarian atas 14 gerbong yang anjlok pada Ahad dinihari, sementara sebagian besar penumpang tengah tertidur lelap.

"Operasi pertolongan dihentikan. Kami perkirakan tak akan lagi menemukan jasad-jasad," kata Zaki Ahmed, inspektur jenderal polisi di kota Kanpur, sekitar 65 kilomter dari Pukhrayan, tempat kecelakaan terjadi.

Kecelakaan tersebut terjadi manakala di India banyak orang sibuk mengadakan pesta perkawinan. Media melaporkan tas-tas yang berisi baju sari terkena ceceran darah dan kartu-kartu undangan perkawinan yang dibawa oleh sedikitnya satu keluarga terserak di reruntuhan.

Lebih 200 orang menderita luka-luka, sedikitnya 58 di antara mereka cedera serius, dalam peristiwa itu, kata para pejabat, sementara para anggota keluarga mereka mendatangi rumah-rumah sakit mencari kerabatnya yang hidup.

Seorang juru bicara kereta api mengatakan kereta api itu mengangkut 1.000 orang yang pergi berdasarkan reservasi, tetapi 700 orang lebih diperkirakan memaksa masuk ke gerbong-gerbong yang terbalik itu.

Pewarta:

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016