Pangkalpinang (Antara Babel) - Nilai tukar petani Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada November 2016 mengalami penurunan 0,98 persen dibanding sebelumnya dari 99,56 menjadi 98,58.

"Penurunan NTP disebabkan turunnya indeks subsektor tanaman pangan dan tanaman perkebunan rakyat yaitu masing-masing turun sebesar 0,30 persen dan 2,04 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Babel, Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Jumat.

Sementara itu, lanjut dia, subsektor hortikultura naik sebesar 1,12 persen, peternakan 0,08 persen, dan subsektor perikanan naik 0,7 persen.

"Turunnya subsektor tanaman pangan dan tanaman perkebunan rakyat menunjukkan bahwa kedua subsektor tersebut menyumbang andil yang cukup besar terhadap NTP Babel," ujarnya.

Ia mengatakan, indeks harga yang diterima petani (It) pada November 2016 mengalami penurunan 0,53 persen dibandingkan sebelumnya dari 119,44 menjadi 118,81.

"Penurunan It terjadi karena subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 1,55 persen," ujarnya.

Sementara itu, lanjut dia, It subsektor tanaman pangan naik 0,13 persen, hortikultura turun sebesar 1,47 persen, peternakan 0,61 persen, dan subsektor perikanan naik 0,55 persen.

Sedangkan, indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada November 2016 mengalami kenaikan 0,46 persen bila dibandingkan sebelumnya dari 119,97 menjadi 120,52. Kenaikan itu disebabkan oleh naiknya Ib di seluruh subsektor.

Subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,44, hortikultura naik sebesar 0,35 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,51 persen, peternakan 0,53 persen, dan perikanan sebesar 0,38 persen.

Ia menjelaskan, NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani di pedesaan.

"Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin tinggi pula tingkat kemampuan daya beli petani," ujarnya.

Pewarta: Mulki

Editor : Mulki


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016