Semarang (Antara Babel) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan tidak boleh lagi ada kekerasan yang dialami taruna saat mengikuti pendidikan di akademi apalagi sampai mengakibatkan kematian, mengingat ancamannya bisa dituntut pidana serta pemecatan.
"Apa yang terjadi baru-baru ini di sebuah pendidikan vokasional adalah sesuatu yang memalukan, tidak patut, dan tidak beradab," kata Menhub Budi di depan ratusan taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
Menhub berada di Semarang untuk meninjau pembangunan proyek Bandara Internasional Ahmad Yani dan meresmikan Gedung Serbaguna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.
Hal tersebut disampaikan Menhub menanggapi tewasnya Amirullah Adityas Putra (18) taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang dianiaya seniornya.
Menhub mengatakan, perilaku siswa di sekolah di bawah naungan Kementerian Perhubungan adalah sangat merugikan dan mencemarkan nama baik, sehingga patut mendapat hukuman tegas.
Taruna di sekolah vokasional, kata Menhub, seharusnya merupakan siswa yang beradab dan memiliki kepandaian yang baik bukan sebaliknya yang justru menjadi manusia yang merugikan.
"Mari kita tinggalkan cara-cara kekerasan dan sok senioritas, karena seharusnya lulusan sekolah ini bisa menjadi duta Indonesia di luar negeri," katanya.
Kementerian Perhubungan, kata Budi, akan terus melakukan pengawasan dan melakukan tindakan tegas terhadap siswa yang ketahuan melakukan kekerasan karena hal itu tidak boleh dilakukan di sekolah.
Selain itu, Menhub juga minta agar pengelola dan pengajar akademi bersama-sama ikut mengawasi dan menerapkan regulasi, supaya kejadian serupa tak terus berulang.
"Atas kejadian tersebut tidak perlu sekolah ditutup, tapi yang perlu adalah mengawasi secara tegas dan menerapkan regulasi," kata menhub.
Budi berharap sekolah yang berada di bawah kementeriannya lulusannya bisa menjadi manusia yang beradab dan berakal sehat, sehingga mampu berguna bagi nusa dan bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Apa yang terjadi baru-baru ini di sebuah pendidikan vokasional adalah sesuatu yang memalukan, tidak patut, dan tidak beradab," kata Menhub Budi di depan ratusan taruna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
Menhub berada di Semarang untuk meninjau pembangunan proyek Bandara Internasional Ahmad Yani dan meresmikan Gedung Serbaguna Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.
Hal tersebut disampaikan Menhub menanggapi tewasnya Amirullah Adityas Putra (18) taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang dianiaya seniornya.
Menhub mengatakan, perilaku siswa di sekolah di bawah naungan Kementerian Perhubungan adalah sangat merugikan dan mencemarkan nama baik, sehingga patut mendapat hukuman tegas.
Taruna di sekolah vokasional, kata Menhub, seharusnya merupakan siswa yang beradab dan memiliki kepandaian yang baik bukan sebaliknya yang justru menjadi manusia yang merugikan.
"Mari kita tinggalkan cara-cara kekerasan dan sok senioritas, karena seharusnya lulusan sekolah ini bisa menjadi duta Indonesia di luar negeri," katanya.
Kementerian Perhubungan, kata Budi, akan terus melakukan pengawasan dan melakukan tindakan tegas terhadap siswa yang ketahuan melakukan kekerasan karena hal itu tidak boleh dilakukan di sekolah.
Selain itu, Menhub juga minta agar pengelola dan pengajar akademi bersama-sama ikut mengawasi dan menerapkan regulasi, supaya kejadian serupa tak terus berulang.
"Atas kejadian tersebut tidak perlu sekolah ditutup, tapi yang perlu adalah mengawasi secara tegas dan menerapkan regulasi," kata menhub.
Budi berharap sekolah yang berada di bawah kementeriannya lulusannya bisa menjadi manusia yang beradab dan berakal sehat, sehingga mampu berguna bagi nusa dan bangsa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017