Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut tingkat kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan mudik Idul Fitri 1445 H pada April lalu, mencapai 89 persen, sementara tingkat kepuasan terhadap terhadap penyelenggaraan kegiatan mudik gratis sebesar 91 persen.
Ia memaparkan angka kepuasan tersebut diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, salah satu media cetak di Indonesia, serta salah satu perusahaan telekomunikasi di Tanah Air.
"Tingkat kepuasan (masyarakat) dari apa yang telah dilakukan selama mudik ini, Alhamdulillah memberikan hasil yang baik," kata Budi usai mengikuti rapat terbatas terkait evaluasi arus mudik dan balik Lebaran 2024 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Pada unsur keselamatan, pemerintah mencatat penurunan kasus kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal dunia sebesar 8 persen dan jumlah korban luka ringan menurun 10 persen, meskipun korban luka berat bertambah hingga 33 persen dibandingkan mudik tahun lalu.
Guna meminimalisasi terjadinya kecelakaan, pemerintah akan terus mengimbau masyarakat untuk tidak mudik menggunakan sepeda motor. Pemerintah juga akan semakin menggiatkan mudik gratis sebagai solusi menurunkan angka pemudik sepeda motor.
"Mudik gratis saat ini memfasilitasi 133 ribu (pemudik). Kalau dibandingkan dengan jumlah total 193 juta pemudik itu kan masih kecil. Nah, ini seyogianya semua instansi pemerintah melakukan mudik gratis, tidak hanya ke Jawa, tetapi juga Sumatera," kata Menhub.
Masih merujuk pada survei tersebut, pemerintah mencatat bahwa masyarakat paling senang mudik menggunakan kereta api.
Namun, karena jumlahnya masih terbatas, Menhub menyampaikan usul yang telah disetujui Presiden Joko Widodo agar PT KAI menambah jumlah kereta api, sehingga perjalanan kereta api bertambah.
Pemerintah juga berencana menambah jumlah pelabuhan untuk menghindari penumpukan penumpang, seperti yang terjadi di Pelabuhan Merak, Banten, pada musim mudik Lebaran lalu.
"Jumlah pelabuhan itu harus ditambah, di beberapa tempat baik di Ketapang dengan Jangkar ataupun di Merak, kita juga ada beberapa titik yang ditambahkan, sehingga masyarakat tidak tertumpuk di Merak," tutur Budi.
"Selain itu, yang juga penting adalah besaran (kapasitas) kapal. Kapal yang dioperasikan harus lebih besar dan lebih cepat, sehingga daya angkut dan kecepatan itu memberikan result yang baik," kata dia, menambahkan.
Berdasarkan survei yang dilakukan Kemenhub dan beberapa instansi terkait itu, tercatat 242 juta masyarakat Indonesia melakukan perjalanan lebih dari dua jam--yang dapat diindikasikan sebagai perjalanan mudik--selama libur Lebaran 2024.