Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan program hilirisasi lada dan komoditas lain guna memperkuat nilai komoditas strategis dan membuka peluang pekerjaan.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka Subhan, di Sungailiat, Rabu, mengatakan program hilirisasi lada yang mulai diterapkan pada tahun 2026, akan membangkitkan semangat petani untuk menanam tanaman lada.
"Program itu tentu memberikan motivasi bagi petani untuk menanam lada setelah sebelumnya petani lada beralih ke sektor pertanian lain," ujar dia.
Program hilirisasi lada, kata Subhan, pemerintah akan melakukan pola pembangunan pengolahan, bantuan bibit lada yang berkualitas serta bantuan sarana produksi pertanian (saprodi).
Komoditas lada merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang oleh pemerintah dilakukan program hilirisasi termasuk kakao, mente, gambir, dan kelapa.
"Program hilirisasi perkebunan tidak hanya membuka lapangan pekerjaan melainkan pula meningkatkan nilai tambah komoditas hasil perkebunan," ujarnya pula.
Berdasarkan data terakhir luas kebun lada di Kabupaten Bangka mencapai 3.554,48 hektare dengan kemampuan produksi 2.896,87 ton, dan hasil panen lada rata-rata 1,8 ton per hektare.
Pemerintah melalui petugas penyuluh di lapangan memberikan pendampingan ke petani lada dengan membuka ruang konsultasi, pembinaan dalam perawatan tanaman lada termasuk juga pembinaan pengendalian hama tanaman lada.
"Dengan pendampingan itu diharapkan nantinya petani mendapatkan pemahaman dalam menanam lada sehingga memperoleh hasil panen yang maksimal," katanya lagi.
Potensi lahan untuk tanaman lada di Kabupaten Bangka yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan masih cukup luas. Lada hasil panen petani asal Bangka memiliki kualitas bagus yang layak dipasarkan ke pasar dunia.
Editor : Rustam Effendi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2025