Siapa yang paling ramai dibicarakan oleh banyak orang di dunia maya tentang SEA Games 2025 di Thailand? Siapa yang paling viral? Siapa pula yang paling banyak diberitakan?
Basral!
Remaja 18 tahun. Asal Karanganyar, Solo.
Apa olahraganya? Skateboard! Yang jarang sekali dilirik. Sedikit dikabarkan. Yang, pada skate park publik di taman-taman di Indonesia, lebih banyak dijadikan area duduk-duduk santai warga lokal. Yang, tidak sedikit orang memandangnya miring karena berjalinan dengan jalanan.
Basral Graito Hutomo disebut-sebut oleh kalangan skater profesional sebagai bakat langka, tapi baru disadari oleh publik Indonesia betapa membanggakannya dia saat meraih medali emas SEA Games 2025 Thailand pada nomor skateboard street putra.
Minggu malam (14/12) di Arena Extreem Sports Park Rajamangala gempar. Warga Thailand habis-habisan mendukung Kirin Petkiree dan Thawatchai Sianghoueng. Sorak sorai mereka sungguh menyemangati Kirin dan Thawatshai, sebaliknya menekan Basral dan atlet skateboarding non-Thailand lain.
Kirin dan Thawatchai unggul dalam banyak hal. Suporter, kandang, pelatih, dan masa latihan. Tapi Basral, punya mental pejuang.
Thailand punya penonton yang jadi perusak konsentrasi lawan. Mereka diuntungkan oleh tempat kompetisi, Extreem Sports Park Bangkok, yang adalah "tempat lahirnya" Kirin. Rail dan ramp-nya sudah jadi makanan sehari-hari mereka. Triknya bisa dibilang hapalan di luar kepala.
Program pelatihan skater Thailand juga sudah berjalan setidaknya tiga tahun, jauh lebih lama dari yang dialami Basral, Sanggoe, Mala, Keke, Zee, dan Bunga yang hanya tujuh bulan ke belakang di Wibawa Mukti, Cikarang.
Pelatihnya? Thailand merekrut Keeny Reed, skateboarder profesional Amerika Serikat yang tumpang tindih di era viral-nya Tony Hawks. Jika Tony Hawks adalah supertar global yang dihapal betul oleh pemain Playstation era 90-an, maka Keeny Reed adalah figur subkultur dan pengembara skate yang memopulerkan olahraga itu ke banyak negara.
Kenny Reed pula yang melatih ST, julukan Vareeraya Sukasem, hingga sampai panggung Olimpiade.
ST diberi kehormatan membawa api obor pada pembukaan SEA Games 2025, berkat catatan sejarahnya sebagai skater pertama Thailand yang menembus Olimpiade Paris 2024 dalam usia yang masih 12 tahun saat itu.
Sedangkan Indonesia? Pelatihnya murni skater dalam negeri yang bersama-sama membentuk komunitas untuk mengembangkan olahraga skateboard di tanah air. Bahkan Anggi, pelatih skateboard street timnas Indonesia, adalah penggemar berat Kenny Reed.
Sudah terbayang bagaimana jomplangnya kekuatan tuan rumah Thailand terhadap Indonesia?
Tetapi, hei, lihatlah. Basral mengambil alih panggung Kirin dan Thawatchai di Bangkok. Gemparnya sorak kemenangan itu milik Basral, milik Indonesia. Menular dari Bangkok, ke jagat maya yang tidak terpatok tempat.
Taruh pandangan kalian kepada ST, Vareeraya, olimpian termuda di Paris. Tapi tidak bisa melampaui Ni Wayan Malana Fairbrother, peraih medali perak dari Indonesia dari nomor skateboard street putri SEA Games 2025. ST, hanya dapat perunggu. Yang bahkan hampir dikalahkan oleh Zee, Zeefara Mahika Darmawan, peringkat empat final kompetisi tersebut.
Barangkali, orang-orang melihat Basral sebagai skater remaja kebanyakan. Tetapi, level Basral di World Skate Ranking ada di peringkat 61. Lahir di Tangerang, asli Solo, bukan naturalisasi.
Lalu kenapa Basral begitu viral?
Begini. Video kemenangan Basral, dengan trik 360 flip to boardslide pada rail yang curam, dan berhasil tanpa terjatuh, adalah trik dengan teknik tingkat tinggi yang tidak sembarang orang mampu melakukannya. Itu trik kelas dunia.
Kedua, reaksi tim ofisial Indonesia yang teriak sepecah-pecahnya, berlari sekencang-kencangnya, menuju Basral yang kakinya sudah turun meninggalkan papan, Basral yang sudah menangis, memeluk Basral sampai terjatuh, dikerumuni tiada henti, lalu digendong sambil diselimuti Merah Putih, adalah kebanggaan bagi satu Indonesia.
Kami, masyarakat Indonesia. Rindu perjuangan murni dari seorang atlet yang menolak kalah. Mendamba orang-orang yang hatinya benar-benar untuk negara.
Seperti Basral, yang terjatuh pada percobaan pertama, kepalanya terbentur lantai. Keras. Sampai suara benturan kepalanya terdengar jelas. Tim medis berlari mengerubungi. Tapi sebelum tangan paramedis menyentuhnya, Basral bangun berdiri. Meninggalkan dokter untuk mengambil papannya kembali. Tangannya mengusap-usap belakang kepala. Penasaran mencoba lagi.
Pada kesempatan kedua saat sesi penilaian juri untuk sebuah single trick, Basral keras kepala ingin mencoba trik yang sama di percobaan pertama. Dan kali ini dia nyaris berhasil.
Dua kegagalan Basral membuat Kirin dan Tawatchai yang berhasil di percobaan pertama menempati posisi satu dan dua dengan skor 153,22 dan 152,31. Sanggoe Darma Tanjung yang berhasil pada dua percobaan dari tiga kesempatan, bahkan di atas Basral dengan 145,77 poin. Sementara poin Basral masih di angka 76,64, hasil dari sesi run tiga kali percobaan selama 45 detik. Belum ada tambahan akumulasi poin dari sesi single trick.
Kirin dan Chai gagal di percobaan kedua dan ketiga single trick. Dan semua skater telah menyelesaikan percobaannya. Tersisa Basral seorang diri di ujung ramp. Yang sudah gagal dua kali. Tertinggal di posisi empat, yang artinya kalah tanpa medali. Dan suporter tuan rumah berisik bukan main, menjerumuskan mental.
Pelatih meminta Basral main aman. Ambil trik lain yang lebih mudah dan pasti berhasil. Basral yang membawa HP ke arena skate juga mendapat saran dari Aldwin, kawannya yang juga skater profesional. "Mau makan gengsi enggak. Kalau enggak, coba trik lain."
Tapi dasar Basral keras kepala. Terbentur lantai saja dia bangkit lagi. Apalagi cuma gagal dua kali. Di kesempatan terakhir yang berarti menang atau kalah, Basral kembali mengulang trik yang sama. Dia menghentak papan, memutarnya secara horizontal 360 derajat (shove it) yang secara bersamaan dikombinasikan dengan membalik papan atas bawah (flip), lalu meluncur di atas rail dengan bagian tengah papan (boardslide), dan... mendarat.
Momen itulah yang terekam dalam video yang beredar di mana-mana. Yang diikuti oleh euforia kemenangan medali emas SEA Games 2025. Dari posisi empat dengan 76,64 poin, Basral melesat ke peringkat satu dengan 166,67 poin.
Sekali lagi, trik Basral adalah kelas dunia. Levelnya jauh di atas Asia Tenggara. Olimpiade? Jangan ditanya.
Pelatih Timnas Skateboard Indonesia, Leopold Anggi, menyebutkan sebenarnya Olimpiade Paris 2024 lalu bukan tidak mungkin diikuti oleh atlet Indonesia. Jika para skater bertalenta ini diberi kesempatan mengumpulkan poin untuk menaikkan peringkat dunia, sebagaimana para atlet bulu tangkis mengejar poin untuk kualifikasi Olimpiade melalui kompetisi super series, Olimpiade bukan mustahil.
Sekali lagi, lihatlah Vareeraya sebagai pembanding. Peraih perunggu SEA Games 2025 Thailand itu lolos kualifikasi dan bisa mencetak sejarah Thailand dengan berkompetisi di Olimpiade Paris.
Iya, dia Vareeraya peraih perunggu, yang dikalahkan poinnya oleh Ni Wayan Malana, peraih perak dari Indonesia. Yang mengikuti program latihan bersama Kenny Reed selama beberapa tahun terakhir, berbanding Mala yang hanya berlatih intensif di pelatnas selama tujuh bulan.
Tapi, Basral dan kawan-kawan butuh dukungan. Mereka perlu mengikuti berbagai kompetisi yang bisa menambah poin untuk meningkatkan posisi di peringkat dunia. Karena mereka tidak mungkin bisa melakukannya sendiri.
Basral sudah berjuang dengan keras kepala untuk negara. Maka, beri kesempatan skateboard Indonesia untuk menunjukkan digdaya bangsa di Los Angeles 2028.
Editor : Bima Agustian
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2025