Sungailiat (Antara Babel) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan panen perdana sayuran yang ditanam melalui sistem hidroponik di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum (Islamic Center) Sungailiat, Kabupaten Bangka.

"Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi pesantren di Provinsi Kepulauan Babel, BI telah melaksanakan program pengembangan hidroponik di Pondok Pesantren Bahrul Ulum dan sekarang adalah masa panen," ujar Manajer Unit Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Provinsi Kepulauan Babel, Sudarta di Sungailiat, Rabu.

Ia mengatakan, kerja sama dari program sosial BI tahun 2016 itu tidak terlepas dari tujuan BI sebagai Bank Sentral Republik Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari nilai inflasi dan mengembangkan ekonomi syariah secara intensif.

"BI bekerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, akademisi dan masyarakat berupaya meningkatkan produksi sayur-sayuran dan hortikultura melalui penerapan teknologi modern seperti penggunaan sistem hidroponik," jelasnya.

Lebih jauh ia menyebutkan, beberapa keunggulan hidroponik di antaranya ramah lingkungan, hemat air karena penggunaan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dapat ditanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah berbatu.

Selain itu juga dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim, pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman juga terjaga.

Guna mendukung program pengembangan hidroponik di Islamic Center itu BI telah memberikan bantuan dana sebesar Rp80 juta untuk pembangunan "green house" tanaman hidroponik beserta pelatihan yang diharapkan bermanfaat.

"Green house dibangun berukuran 5x10 meter dengan jumlah lubang tanam untuk 925 pohon," ujarnya.

Sudarta menambahkan, green house itu menghasilkan sekitar 50 kilogram sayuran dalam satu kali panen selama 25 sampai 40 hari tergantung jenis sayuran yang ditanam.

"Aneka sayuran yang sudah ditanam di antaranya sawi green, selada, bayam batik, samhom king dan sawi kriting dengan harga jual antara Rp10 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram," jelasnya.

Selain membangun green house, BI juga sudah membekali warga binaan lapas dengan pelatihan pengembangan hidroponik.

Program pengembangan hidroponik ini juga sejalan dengan misi BI dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam mengendalikan harga pangan khususnya sayur mayur dan hortikultura.

Ia berharap nantinya dapat mengurangi ketergantungan babel terhadap pasokan pangan dari luar daerah khusunya bahan pangan yang bisa ditanam sendiri.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Ujang Farial mengaku bersyukur dengan adanya program hidroponik dari BI.

"Selain mendapatkan ilmu agama, siswa siswi kita juga mandapatkan ilmu bercocok tanam sehingga setelah lulus mereka sudah memiliki keahlian yang siap mereka terapkan di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.

Pewarta: Septi Artiana

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017