Belitung,Babel (ANTARA) - Petani di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mulai mengembangkan tanaman padi hidroganik untuk memanfaatkan lahan bekas galian tambang di daerah itu.
"Di Belitung ini banyak lahan bekas galian tambang jadi saya mencoba memanfaatkannya sekaligus melihat perbandingannya antara menanam padi cara biasa dengan sistem ini," kata salah seorang petani hidroganik, Sudirman di Tanjung Pandan, Selasa.
Menurut dia, cara menanam padi dengan sistem hidroponik yakni menggunakan pipanisasi dan digabungkan dengan kolam ikan di bawahnya.
Sistem tersebut cocok dikembangkan di tengah kondisi keterbatasan lahan ataupun memanfaatkan lahan tidur bekas galian tambang.
"Dari segi biaya sebenarnya jauh lebih hemat dan produksinya juga lumayan di dalam satu rumpun," ujarnya.
Sudirman menambahkan, dirinya menanam padi jenis gogo dikarenakan toleran terhadap kekeringan atau kekurangan air dengan luas 12 x 24 meter terdiri dari 336 pot tanaman padi gogo.
Bahkan, dalam sekali panen padi miliknya dapat menghasilkan sebanyak 100 kilogram gabah kering dengan produksi per pot yakni 0,5 ons.
"Selanjutnya saya akan meningkatkan kualitas sehingga bisa memproduksi sebanyak 1 ons gabah kering per pot jadi sekali panen bisa mencapai 500 kilogram," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan akan memotivasi petani-petani lainnya jika hendak mengembangkan sistem hidroganik dalam menanam padi.
"Sebenarnya lebih banyak keuntungan jadi dalam setahun bisa panen sampai empat kali bahkan air kolam ikan di bawah bisa disirkulasikan untuk menyiram tanaman padi," katanya.
Petani di Kabupaten Belitung kembangkan tanaman padi hidroganik
Selasa, 25 Februari 2020 16:12 WIB