Jakarta (Antara Babel) - Pertemuan antara Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama sehari setelah pemungutan suara pilkada DKI di Balaikota Jakarta memberikan sinyal penting bagaimana para calon gubernur menyikapi bagian akhir perhelatan politik di ibu kota itu.

Anies Baswedan dan calon wakil gubernur Sandiaga Uno, dalam hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei politik pascapemungutan suara putaran kedua pilkada DKI mendapatkan perolehan suara yang lebih tinggi dibandingkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Meski belum ada hasil penghitungan resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, namun semua pihak meyakini Jakarta akan mendapatkan Gubernur dan Wakil Gubernur baru pada Oktober mendatang.

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 kali ini lebih hingar bingar dibandikan dua kali pemilihan langsung sebelumnya yaitu pada 2007 dan 2012 baik dari sisi penyelenggaraan pilkada maupun dari sisi lainnya seperti silang pendapat antarpendukung dan juga faktor non politis lainnya.

Selama hampir enam bulan lebih, langit Jakata dihiasi berbagai komentar dan pendapat baik melalui pemberitaan media massa, pembicaraan di media sosial dan juga kampanye para calon gubernur dan wakil gubernur yang membuat pilkada di ibu kota gaungnya melebihi tapal batas provinsi dan bahkan kemudian menjadi isu nasional.

Sedemikian pentingnya dan besarnya dampak pilkada di DKI hingga untuk memastikan suasana aman saat pemungutan suara, tiga instansi yakni Kepolisian Daerah Metro Jaya, KPU Provinsi DKI Jakarta, dan Bawaslu DKI Jakarta mengeluarkan Maklumat Bersama tentang larangan mobilisasi massa pada Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Maklumat Bersama tersebut ditandatangani oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Mochamad Iriawan, Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta Sumarno, dan Ketua Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta Mimah Susanti yang dikeluarkan di Jakarta, Senin, 17 April 2017.

Maklumat bernomor MAK/01/IV/2017, 336/KPU-Prov-010/IV/2017, 405/K.JK/HM.00.00/IV/2017 itu berisi tentang larangan bagi yang melaksanakan mobilisasi massa yang dapat mengintimidasi massa secara fisik maupun psikis pada tahap pemungutan suara Pemilukada DKI Jakarta Putaran Kedua.

Dalam maklumat itu disebutkan bahwa berdasarkan perkembangan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Jakarta dan demi menciptakan situasi yang aman dan kondusif menjelang, saat, dan pasca-pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta putaran kedua maka disampaikan maklumat kepada masyarakat sebagai berikut:

Setiap orang dilarang melaksanakan mobilisasi massa yang dapat mengintimidasi secara fisik dan psikologis dalam bentuk kegiatan apapun yaitu yang (saat itu, red) datang ke TPS di Jakarta bukan untuk menggunakan hak pilihnya, karena dapat membuat situasi Kamtibmas di Jakarta kurang kondusif dan masyarakat dapat merasa terintimidasi baik secara fisik maupun psikologis, sedangkan sudah ada penyelenggara Pilkada yaitu KPU Provinsi DKI Jakarta dan Pengawas Pilkada yang berwenang yaitu Bawaslu DKI Jakarta dan jajarannya.

Kepolisian Daerah Metro Jaya (saat pencoblosan pilkada, red) mengerahkan 64.523 petugas untuk menjaga pelaksanaan pemungutan suara.

Pemungutan suara putaran kedua yang berlangsung pada 19 April 2017 diikuti 7.218.280 pemilih dengan jumlah tempat pemungutan suara mencapai 13.032 unit yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.
 
Kesadaran Politik Rekonsiliasi

Ketua KPU Arief Budiman dalam sebuah kesempatan usai meninjau pelaksanaan pemungutan suara pada Rabu (19/4) lalu kepada wartawan mengatakan tingkat partisipasi masyarakat dalam penyampaikan hak pilihnya pada putaran kedua kali ini cukup baik dan bisa melebihi tingkat partisipasi tingkat nasional.

Arief Budiman menilai masyarakat semakin dewasa dalam menyikapi proses demokrasi dan yakin warga juga akan menghormati hasil Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Saya punya rasa masyarakat semakin dewasa menyikapi demokrasi dan politik," ujarnya.

Ia melihat dalam Pemilihan Gubernur DKI pada 2012 putaran dua, tensinya juga tinggi, tetapi saat hasil survei dan hitung cepat ketika itu keluar, masyarakat langsung mengatakan survei dan hitung cepat adalah ilmu terukur dan menerima, warga DKI akan menghormati dan menerima hasilnya serta bisa bersalaman kembali menjalin tali persaudaraan.

"Saya optimis semua unsur bangsa pada pilkada 2017 ini juga akan bergandengan tangan kembali," ucap Arief.

Meski belum berjalan sempurna, Arief menilai pemungutan suara berjalan dengan lancar sesuai ketentuan, tidak menghadapi persoalan luar biasa serta secara keseluruhan menunjukkan tahapan yang lebih baik.

Penyelenggaraan yang lebih baik, juga dilihat dari menurunnya jumlah sengketa pilkada yang tercatat di Mahkamah Konstitusi.

Hal lain yang menjadi catatan penting yang bisa dipahami dalam penyelenggaraan pilkada DKI Jakarta kali ini adalah praktik yang baik saat menyikapi hasil pemungutan suara.

Dalam pemungutan suara putaran pertama, pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni mendapat pujian atas sikap mereka yang menerima secara objektif kekalahan mereka seraya mengucapkan selamat atas keberhasilan pasangan lainnya melaju ke putaran berikutnya.

Agus dan Sylviana juga meminta agar para simpatisan mereka tidak berkecil hati dan menerima kekalahan ini secara sportif.

Hal yang sama juga ditunjukkan oleh pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot ketika dalam keterangan pers beberapa jam setelah proses pemungutan suara selesai menyampaikan apapun hasil dari putaran kedua ini mereka akan menerima dan menghormatinya.

"Kita sudah lihat hasil hitung cepat atau quick count. Hasilnya, pasangan Anies-Sandi unggul. Selamat kepada Pak Anies dan Pak Sandi," kata Djarot.

Meskipun demikian, dia menyatakan pihaknya akan tetap menunggu hingga hasil penghitungan resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta diterbitkan.

"Tentunya, kami pasti akan menunggu sampai hasil resmi penghitungan suara atau real count yang dilakukan oleh KPU DKI Jakarta," ujar Djarot.

Senada dengan Djarot, Ahok juga menyampaikan ucapan selamat kepaa pasangan Anies-Sandi karena unggul dalam hitung cepat Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Selamat, sekali lagi, kepada Pak Anies dan Pak Sandi. Kami terbuka untuk Pak Anies dan Pak Sandi. Kita semua sama. Kota Jakarta adalah rumah kita bersama," kata Basuki.

Basuki berjanji menyelesaikan seluruh pekerjaan yang masih tersisa dalam waktu enam bulan ke depan atau hingga pelantikan gubernur dan wakil gubernur yang baru.

"Saya sudah bicara dengan Pak Djarot. Kami masih punya waktu enam bulan sampai pelantikan. Oleh karena itu, kami akan bekerja dengan cepat dan baik," katanya.

Dalam waktu enam bulan tersebut, pria yang lebih akrab disapa Ahok itu berjanji untuk menyelesaikan semua tugas atau pekerjaan yang masih belum selesai.

"Tentu saja, tidak mungkin pekerjaan itu bisa semuanya. Makanya, kami berharap nanti Pak Anies dan Pak Sandi bisa meneruskannya dengan baik. Itu harapan kami," ujar Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur itu juga berharap seluruh program dan pekerjaan yang masih tersisa dapat diselesaikan dengan cepat, sehingga membantu mengurangi beban Anies dan Sandi.

"Kami harapkan program-program bisa berjalan dengan cepat, sehingga beban Pak Anies dan Pak Sandi bisa lebih ringan, dan banyak proyek bisa diresmikan," katanya.

Sementara itu Anies Baswedan menilai Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama merupakan sosok yang sangat terbuka setelah pertemuannya dengan Basuki di Balaikota.

"Pak Basuki sangat terbuka. Nanti, beliau akan terima tim dari kami untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut," kata Anies.

Menurut dia, keterbukaan Basuki itu ditunjukkan dengan sikap yang mau memberikan informasi mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

"Pak Basuki sangat terbuka, bahkan beliau mau kasih contoh tentang program kami yang perlu dianggarkan dan apa-apa saja yang harus disiapkan dari awal," ujar Anies.

Kedua seteru dalam pilkada DKI 2017 itu sudah memberikan sinyal kuat bahwa persaingan selesai, kini untuk menguatkan pelajaran demokrasi yang dapat dipetik, perlu juga pandangan serupa dari para simpatisan dan pendukung kedua kubu bahwa baik Basuki maupun Anies sama-sama bekerja untuk Indonesia Raya sekaligus perlu menerima perbedaan pendapat maupun pandangan.

Pewarta: Panca Hari Prabowo

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017