Sungailiat (Antara Babel) - Ketua Himpunan Pengusaha Ikan dan Nelayan Sungailiat (HPINS) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, M Ali mengajak seluruh nelayan di daerahnya ikut menjaga kelestarian lingkungan laut.
"Saya imbau seluruh nelayan dengan berbagai alat tangkap agar tetap menjaga kelestarian laut dari semua ancaman dan kerusakan guna keberlangsungan ekosistem hayati," katanya di Sungailiat, Selasa.
Ia mengatakan, potensi laut di daerah penangkapan memberikan manfaat cukup besar bagi masyarakat dengan jutaan ton ikan yang berhasil ditangkap oleh nelayan.
"Menjaga kelestarian laut menjadi kewajiban bersama dengan cara menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Jangan menggunakan alat tangkap yang merusak lingkungan seperti bom atau pukat harimau dan jenis alat tangkap yang dilarang lainnya," katanya.
Menurut dia, laut tidak hanya memberikan dampak terkait potensi hasil perikanan tangkap namun juga memberikan pengaruh pada daerah katulistiwa yang beriklim tropis tidak terlalu panas dan pada wilayah kutub yang beriklim dingin tidak terlalu dingin yang artinya masih memungkinkan bagi mahluk hidup untuk tinggal di wilayah itu.
Dia juga mengajak seluruh nelayan untuk segera melaporkan ke pihak berwenang jika mengetahui adanya ancaman dan pengrusakan di perairan oleh pihak manapun yang tidak bertanggung jawab.
"Kita ketahui dengan perkembangan dan kemajuan zaman eksploitasi laut semakin membabi buta dan dampaknya sudah dapat dirasakan mulai dari perubahan suhu, naiknya permukaan laut hingga semakin langkanya biota laut," katanya.
Menurut Ali, para peneliti berpendapat hanya empat persen wilayah laut yang dilindungi. Artinya masih banyak wilayah utama laut yang masih harus dilindungi untuk mencapai target dasar secara global.
"Partisipasi masyarakat secara aktif mampu membantu pemerintah mewujudkan sekaligus meningkatkan Kawasan Konservasi Laut (KKL) atau 'Marine Protected Area' (MPA)," kata M Ali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Saya imbau seluruh nelayan dengan berbagai alat tangkap agar tetap menjaga kelestarian laut dari semua ancaman dan kerusakan guna keberlangsungan ekosistem hayati," katanya di Sungailiat, Selasa.
Ia mengatakan, potensi laut di daerah penangkapan memberikan manfaat cukup besar bagi masyarakat dengan jutaan ton ikan yang berhasil ditangkap oleh nelayan.
"Menjaga kelestarian laut menjadi kewajiban bersama dengan cara menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan. Jangan menggunakan alat tangkap yang merusak lingkungan seperti bom atau pukat harimau dan jenis alat tangkap yang dilarang lainnya," katanya.
Menurut dia, laut tidak hanya memberikan dampak terkait potensi hasil perikanan tangkap namun juga memberikan pengaruh pada daerah katulistiwa yang beriklim tropis tidak terlalu panas dan pada wilayah kutub yang beriklim dingin tidak terlalu dingin yang artinya masih memungkinkan bagi mahluk hidup untuk tinggal di wilayah itu.
Dia juga mengajak seluruh nelayan untuk segera melaporkan ke pihak berwenang jika mengetahui adanya ancaman dan pengrusakan di perairan oleh pihak manapun yang tidak bertanggung jawab.
"Kita ketahui dengan perkembangan dan kemajuan zaman eksploitasi laut semakin membabi buta dan dampaknya sudah dapat dirasakan mulai dari perubahan suhu, naiknya permukaan laut hingga semakin langkanya biota laut," katanya.
Menurut Ali, para peneliti berpendapat hanya empat persen wilayah laut yang dilindungi. Artinya masih banyak wilayah utama laut yang masih harus dilindungi untuk mencapai target dasar secara global.
"Partisipasi masyarakat secara aktif mampu membantu pemerintah mewujudkan sekaligus meningkatkan Kawasan Konservasi Laut (KKL) atau 'Marine Protected Area' (MPA)," kata M Ali.
Editor : Rustam Effendi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017