Brussel (Antara Babel/Reuters) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis kembali menuding negara-negara anggota NATO tidak cukup berkontribusi terhadap pakta pertahanan tersebut dan memperingatkan akan adanya serangan teror seperti bom di Manchester jika situasi tidak berubah.

Dalam pidato di depan para pemimpin anggota NATO, Trump mengatakan bahwa beberapa negara berhutang "uang sangat banyak" kepada Amerika Serikat dan NATO.

"Terorisme harus dihentikan, atau peristiwa menakutkan seperti yang Anda saksikan di Manchester dan banyak tempat lain akan terus terjadi," kata Trump merujuk pada insiden bom bunuh diri pada Senin yang menewaskan 22 orang.

"Situasi keamanan yang sangat mengkhawatirkan ini merupakan alasan kenapa saya menyatakan bahwa anggota NATO harus berkontribusi lebih  banyak sesuai kemampuan," kata Trump.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membela Trump. Dia mengatakan pernyataan Trump adalah ekspresi "tanpa basa-basi" yang punya "pesan jelas" terhadap para sekutu Amerika Serikat.

Namun seorang diplomat senior berpendapat berbeda.

"Ini bukan waktu dan tempat yang tepat," kata diplomat tersebut menanggapi kecaman langsung Trump di hadapan para pemimpin anggota NATO.

Selain mengkritik kontribusi uang negara anggota, Trump juga meminta agar NATO, sebuah pakta pertahanan yang dibentuk bersama untuk melindungi diri dari Uni Soviet pada masa Perang Dingin, untuk memasukkan agenda pembatasan imigrasi dalam tugas keseharian mereka.

Dia mengecam berkurangnya belanja pertahanan negara-negara Eropa sejak berakhirnya Perang Dingin dan tidak menyebut sama sekali komitmen Amerika Serikat terhadap Pasal V aturan dasar NATO yang menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota adalah sama dengan serangan terhadap semuanya.

"Sebanyak 23 dari 28 negara anggota tidak tidak membayar iuran yang seharusnya mereka bayar untuk pertahanan mereka," kata Trump.

"Ini tentu saja tidak adil bagi rakyat dan pembayar pajak Amerika Serikat. Negara-negara itu berhutang sangat banyak uang dalam beberapa tahun terakhir," kata Trump di langsung di hadapan para pemimpin negara yang dia kecam.

Nicholas Burns, mantan diplomat kawakan dan duta besar Amerika Serikat untuk NATO tahun 2001-2005 yang sekarang menjadi profesor di Harvard, mengatakan bahwa presiden Amerika Serikat sejak Harry Truman selalu secara eksplisit menyatakan komitmen terhadap Pasal V.

Sementara itu juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, mengatakan bahwa Trump berkomitmen "100 persen" terhadap pertahanan bersama.

Pada masa kampanye tahun lalu, Trump pernah mengancam akan meninggalkan NATO jika negara-negara Eropa tidak menaikkan anggaran militer mereka. Komentar tersebut sangat menakutkan bagi negara-negara Baltik ex-Uni Soviet yang khawatir Rusia akan kembali melakukan aneksasi wilayah sebagaimana yang mereka lakukan di Krimea.

Para diplomat NATO sendiri mencoba untuk meredakan situasi dengan berkomitmen untuk menghabiskan anggaran militer sebanyak dua persen dari total produk domestik bruto setiap tahunnya mulai pada 2024.

Namun Trump menyebut komitmen itu merupakan "angka minimum."

"Bahkan angka dua persen dari PDB tidak cukup. Dua persen adalah angka minimun untuk menghentikan ancaman serius pada masa ini," kata Trump.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017