Pangkalpinang (Antara Babel) - Para perdagang di pasar tradisional di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan sepinya pembeli sejak awal bulan Ramadhan.

"Memasuki bulan puasa keadaan ekonomi menurun sehingga pembeli yang datang ke pasar pun sangat sepi. Pasar ramai hanya pada hari pertama dan hari kedua puasa," ujar salah satu pedagang di Pasar Pagi Pangkalpinang, Ujang, Sabtu.

Menurut dia, hal tersebut dikarenakan belum stabilnya penetapan harga pangan yang diatur oleh pihak pemerintah sehingga kondisi pasar saat ini cenderung sepi.

"Saat ini harga masih belum stabil dan cenderung mahal sehingga masyarakat membatasi pembelian kebutuhan sehari-hari. Sekarang masyarakat beli dengan jumlah setengahnya saja misalnya biasa beli satu kilogram sekarang hanya setengah kilogram saja," katanya.

Ia menyebutkan sepinya pembeli berpengaruh terhadap omzet pedagang yang kini terus menurun.

"Omzet pedagang di pasar turun hingga 50 persen di mana biasanya bisa mendapatkan omset Rp3 juta kini hanya setengahnya yakni Rp1,5 juta saja per hari," katanya.

Ia mengatakan banyak dagangannya seperti sayur, bumbu dapur membusuk karena tidak laku terjual.

"Setiap harinya ada saja jualan yang harus dibawa pulang karena tidak laku, jadi kita rugi," tuturnya.

Ia berharap pemerintah bisa membantu untuk menormalkan harga pangan sehingga keadaan ekonomi di pasar saat ini bisa seimbang dan harga yang melonjak naik saat ini tidak bertahan terlalu lama sampai Lebaran tiba.

"Pemerintah harus lebih sigap menyelesaikan permasalahan pangan ini agar pedagang tidak lagi mengalami penurunan omzet, terlebihnya mau menjelang Lebaran," ucapnya.

Pewarta: Septi Artiana

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017