Pangkalpinang (Antara Babel) - Normalisasi harga tiket angkutan udara menjadi penyebab deflasi pada bulan Mei 2017 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Di bulan Mei 2017 indeks harga konsumen di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat mengalami deflasi sebesar 0,29 persen. Deflasi disebabkan normalisasi harga tiket pascainflasi yang tinggi di bulan April," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bangka Belitung, Bayu Martanto di Pangkalpinang, Selasa.

Ia mengatakan, kota Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,93 persen pada Mei 2017, sementara pada April mengalami inflasi 1,02 persen.

"Tanjungpandan mengalami inflasi 0,90 persen, masih searah dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,93 persen. Deflasi di bulan Mei 2017 disebabkan oleh kelompok 'administered price' yang mengalami deflasi 1,31 persen sehubungan dengan normalisasi harga tiket pesawat udara setelah mengalami inflasi yang cukup tinggi di bulan April 2017," jelasnya.

Ia menambahkan, sejalan dengan hal tersebut kelompok inti juga mengalami deflasi pada periode laporan.

"Sebaliknya kelompok makanan mengalami inflasi sebesar 0,33 persen, mereda dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi," jelasnya.

Menurut Bayu, berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga stabilitas harga di bulan April 2017. Pengendalian inflasi juga ditekankan untuk mengawal inflasi saat Ramadhan dan Idul Fitri.

"Peran TPID, Satgas Pangan dan KPPU memberikan andil yang positif terkait pengawasan perubahan harga di pasar agar tidak terdapat spekulan yang berpotensi meningkatkan inflasi secara signifikan," ujarnya.

Menurut Bayu Martanto, kesepakatan yang sudah ditandatangani antara distributor dan disaksikan Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga mulai memberikan dampak terhadap stabilnya harga bahan pokok.

"Kegiatan pasar murah selama bulan Ramadhan yang dilakukan di setiap kabupaten dan kota di Babel juga diharapkan dapat meredam inflasi," katanya.

Ia menambahkan, pihaknya bersama ormas dan tokoh agama gencar mengimbau agar masyarakat bijak dalam berkonsumsi.

"Selama bulan Ramadhan sumber tekanan inflasi akan bersumber dari bahan makanan. Peningkatan permintaan bahan makanan, terutama menjelang Idul Fitri akan mendorong inflasi ke batas atas," ujarnya.

Ia menyebutkan, BI akan terus berkoordinasi dengan pihak maskapai dan pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga agar tidak bergejolak secara signifikan.

"Konsistensi dalam merealisasikan program pengendalian inflasi tahun 2017 dan roadmap pengendalian inflasi menjadi kunci kesuksesan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam mengawal stabilitas harga," jelas Bayu.

Pewarta: Septi Artiana

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017