Jakarta (Antara Babel) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengingatkan para pembudidaya di berbagai daerah untuk meningkatkan kewaspadaan akan penyakit "tilapia lake virus" yang mengancam ikan jenis nila dan mujair, baik hasil budi daya maupun perairan umum.

"KKP terus memonitor dan mencermati perkembangan penyebaran penyakit Tilapia Lake Virus yang sudah mulai mendekat ke Indonesia. Berbagai langkah pencegahan telah dilakukan oleh pemerintah," kata Direktur Jenderal Perikanan Budi daya KKP Slamet Soebjakto, di Jakarta, Senin.

Menurut dia, pada saat ini sudah cukup banyak negara yang sudah terjangkit yaitu Israel, Ekuador, Mesir dan Kolombia.

Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, lanjutnya, negara yang dilaporkan sudah terjangkit oleh penyakit ikan tersebut adalah Thailand.

"Dengan peringatan ini diharapkan penyakit 'TiLV' dapat dicegah masuk ke Indonesia," ucap Slamet Soebjakto.

Slamet menjelaskan bahwa langkah-langkah yang di ambil antara lain melakukan pengetatan terhadap impor induk, calon induk maupun benih ikan yang rentan terkena penyakit tersebut dari luar negeri khususnya dari negara-negara yang sudah terjangkit penyakit itu.

Kemudian, ia juga mengingatkan dan terus mendorong para pembudidaya agar menerapkan prinsip-prinsip cara pembenihan maupun cara budi daya ikan yang baik dengan disiplin dan ketat.

Selanjutnya, Slamet meminta seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup DJPB dan Dinas Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota melakukan surveilan serta monitoring penyakit tersebut.

Terakhir, Dirjen Perikanan Budidaya KKP menghendaki untuk sementara tidak melakukan kegiatan penebaran benih ikan yang dapat terjangkit penyakit Tilapia di perairan umum.

"Penyakit Tilapia Lake Virus pertama kali dilaporkan menyerang ikan jenis Tilapia yang ada di danau Kinneret dan ikan budi daya di Israel pada tahun 2009. Beberapa tahun kemudian dilaporakan ikan Tilapia di Ekuador juga mengalami kematian massal dan diketahui bahwa ikan-ikan tersebut juga telah terjangkit penyakit Tilapia Lake Virus," paparnya.

Penyakit itu disebabkan oleh serangan "Orthomyxo-like" virus. Di Israel, virus tersebut diketahui menyebabkan kerusakan otak dan sistem syaraf sedangkan di Ekuador menyebabkan kerusakan hati ikan.

Ciri-ciri ikan yang terserang TiLV, yaitu Tubuh ikan seluruh atau sebagian besar terlihat berwarna hitam, bola mata membengkak, kornea mata menyusut dan cekung ke dalam, kulit mengalami erosi, dan jika dilihat pada bagian anatomi, rongga perut terlihat membengkak.

"Dampaknya akan terjadi kematian massal ikan. Presentase kematian ikan dalam suatu tempat budidaya akibat virus ini mencapai 80-100 persen. Di negara asal, virus ini telah menyebabkan hancurnya budi daya Tilapia yang menjadi salah satu komoditas andalan usaha bagi masyarakat setempat," ungkapnya.

Slamet juga mengemukakan bahwa virus itu sangat ganas sehingga pemerintah berharap pembuidaya dapat segera melaporkan kepada dinas, penyuluh atau UPT terdekat jika ada kematian massal dan tiba-tiba terhadap usaha budidaya nila atau mujair, apalagi mengingat ikan jenis tersebut merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan budi daya.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017