Sungailiat (Antara Babel) - Pelaku usaha olahan ikan asin di Desa Rebo, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku dari nelayan setempat.

"Sudah beberapa bulan ini kami mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku dari nelayan karena hasil tangkapan nelayan menurut akibat gelombang pasang," kata pelaku usaha ikan asin Slamet di Sungailiat, Selasa.

Kalaupun ada bahan bakunya dari nelayan, kata dia, jumlahnya terbatas dengan harga yang cukup tinggi sehingga tidak sebanding dengan biaya operasional pembuatan ikan asin.

"Bahan baku ikan asin yang kami olah umumnya jenis ikan kecil seperti, ikan leci, ikan dencis dan jenis ikan lainnya yang kecil," jelasnya.

Ia mengatakan banyak kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha olahan ikan asin mulai dari keterbatasan bahan baku atau pada saat musim penghujan yang menghambat proses pengeringan ikan termasuk pula persaingan harga ikan dengan pedagang atau pengumpul ikan.

"Hasil olahan ikan asin biasa kami didistribusikan ke tingkat pasar lokal maupun dikirim ke luar pulau Bangka seperti, kota Palembang dan Kota Lampung," jelasnya.

Dia berharap agar pemerintah daerah memberikan perhatian penuh bagi pelaku usaha olahan perikanan termasuk olahan ikan asin seperti, biaya permodalan, pembinaan dan membantu pemenuhan pasokan bahan baku jika mengalami kesulitan bahan baku.

Diakui, pada saat musim tertentu, produksi hasil ikan hasil tangkapan nelayan meningkat dan saat itu harga ikan sebagai bahan baku ikan asin mudah didapat dengan harga murah.

Pelaku usaha ikan asin lainnya, Abun juga mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku kalau musim gelombang pasang seperti sekarang karena pendapatan nelayan menurun.

"Kalaupun ada pasokan ikan dari nelayan untuk membuat ikan asin, tentu harganya cukup mahal yang tidak sebanding dengan biaya operasional kami," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017