Pangkalpinang (Antara Babel) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) Republik Indonesia akan memetakan daerah rawan bencana, guna meningkatkan kewaspadaan dan penanggulangan korban bencana alam di daerah itu.

"Kita akan membuat peta bencana untuk melihat wilayah rawan bencana. Sebelumnya banjir di Belitung dan Belitung timur tidak pernah ada diperkiraan kita, ini sangat  fenomenal," kata Sekretaris daerah (Sekda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yan Megawandi di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan pemetaan daerah rawan bencana itu untuk mengetahui dan memahami mana kontur wilayah rendah dan tinggi di daerah tersebut.

"Jika ada peta bencana, akan sangat memudahkan kita mengetahui dan mengantisipasi bencana dan hal-hal lain yang membahayakan orang," ujarnya.

Dalam membuat peta bencana menurut Yan pihaknya akan menyusun perencanaan dari database yang akurat, seperti membaca dan memahami peta geospasial dan melakukan pemetaan jumlah penduduk.

"Peta bencana akan sangat bermanfaat dan lebih komprehensif sehingga akan lebih mudah bagi kita mengantisipasi kejadian bencana," ujarnya.

Ia berharap dinas terkait dapat mengambil bagian melakukan pemetaan bersama seperti pemetaan jumlah masyarakat miskin dan wabah penyakit.

"Jika pemetaan itu kita lakukan bersamaan maka data yang kita peroleh lebih akurat," harapnya.

Kepala BIG, Hasanuddin mengatakan pemetaan daerah rawan bencana itu untuk mendukung pemerintah  dalam pembangunan daerah.

"BIG bertanggungjawab melakukan pemetaan, baik peta dasar rupa bumi maupun tematik, bahkan peta daerah bencana. Tahun ini kita akan membereskan pemetaan diwilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Sumatera termasuk Bangka Belitung," katanya.

Menurut Hasanudin, letak geografis Indonesia yang berada pada ekuator menjadikan Indonesia rawan bencana hidrometeorologis.  Curah hujan ekstrim selama empat hari berturut-turut di Belitung dan Belitung Timur dengan intensitas tinggi mencapai 387,6 mm/hari dengan durasi hujan lebih kurang 20 jam per hari, mengakibatkan banjir dan ribuan orang terkena dampaknya.

Hasil pemetaan fisiografis yang dilakukan oleh BIG dengan mengoverlay antara Citra Terrasar X tahun 2012 dengan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1:25.000 dihasilkan peta kenampakan 3 dimensi.

"Berdasarkan hasil analisa terrain dari pemetaan fisiografis tersebut, diketahui wilayah Belitung Timur relatif datar yang merupakan ciri khas dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Kepulauan. Kondisi ini biasanya memiliki Time to Concentration yg cepat, sehingga mudah terjadi penggenangan jika input hujan besar dengan intensitas tinggi dan durasi lama," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017