Kimak (Antara Babel) - Petani di Kimak, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) harap pemerintah daerah tanggap dalam menangani harga karet yang terus anjlok.

"Kita harap pemerintah peduli dengan nasib petani karet karena  harga yang murah mengakibatkan penghasilan petani berkurang bahkan merugi sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujar salah seorang petani karet di Kimak, Munir, Kamis.

Menurut dia, pemerintah perlu membuat regulasi yang jelas dan memihak kepada kepentingan petani terutama dalam menentukan harga komoditi daerah seperti karet.

Ia menyebutkan, harga karet sebelumnya Rp12.000 per kilogram kini turun menjadi Rp4.000.

Murahnya harga karet sudah berlangsung hampir satu bulan.

"Harga karet terus turun, dari harga Rp12.000 turun menjadi Rp8.000 dan kini turun lagi menjadi Rp4.000 per kilogram. Kondisi ini sangat menyulitkan petani karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup," katanya.

Petani karet lainnya, Ida mengatakan hasil karetnya terpaksa tidak dijual hingga harga karet kembali normal supaya tidak rugi.

"Bagaimana petani mau jual kalau harga karet turun drastis seperti sekarang ini. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sementara ini terpaksa kita pakai uang tabungan dan mengutang terlebih dahulu ke warung tetangga," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah segera mengatasi harga karet demi kesejahteraan masyarakat karena menyadap karet merupakan salah satu pekerjaan utama warga desa.

"Kalau seperti ini petani karet akan kewalahan terlebihnya harga kebutuhan pokok semakin mahal," tuturnya.

Pewarta: Septi Artiana

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017