Koba (Antara Babel) - Sejumlah mahasiswa dari berbagai negara yang tergabung dalam "Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales" (AIESEC) menyatakan ketertarikan untuk meneliti kawasan hutan pelawan di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Di hutan ini terdapat keanekaragaman flora dan fauna, banyak ditemukan tanaman langka dan spesies burung. Hutan ini sangat cocok dijadikan objek penelitian," kata Syareva, mahasiswa asal Armania saat berkunjung ke hutan pelawan Namang, Sabtu (12/8).

Ia mengaku sangat kagum dengan keanekaragaman hayati hutan pelawan di Namang tersebut. Hal yang membuat dirinya sangat tertarik adalah hutan itu menjadi habitat lebah yang menghasilkan madu dan banyak ditemukan spesies burung langka.

"Suatu saat saya akan kembali datang ke sini untuk melakukan penelitian, apalagi hutan ini tidak tergolong luas namun kaya akan flora dan fauna," ujarnya.

Sementara Mery, mahasiswa asal Turki juga menyatakan ketertarikannya untuk meneliti keanekaragaman flora dan fauna hutan pelawan.

"Menariknya hutan ini dikelola oleh masyarakat, mereka memiliki komitmen yang kuat melestarikan hutan dan bahkan mereka bisa berkreasi dan berinovasi dengan memadukan hutan dengan tanaman perkebunan serta peternakan," ujarnya.

Selain itu, dampak lain dari keberadaan hutan pelawan tersebut mendorong tumbuhnya usaha ekonomi kreatif di antaranya usaha produksi madu lebah pahit dan manis.

"Madu pelawan ini sudah dikenal sampai ke luar negeri, ini usaha kreatif yang tumbuh di tengah masyarakat. Ke depan tentu usaha kreatif seperti ini mesti mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017