Pangkalpinang (Antara Babel) - Akademisi Universitas Bangka Belitung memetakan potensi ancaman nonmiliter yang dapat memengaruhi situasi dan kondisi di daerah itu.

"Kami telah memetakan tujuh dimensi ancaman nonmiliter atau nonfisik yang dapat berkembang di Kepulauan Babel sehingga dapat memengaruhi situasi dan kondisi di daerah," kata dosen Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung Darwance di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menerangkan tujuh dimensi ancaman nonmiliter yang dapat berkembang di Kepulauan Babel yakni dari segi ideologi, politik, ekonomi, teknologi, sosial budaya, legislasi, dan ketertiban umum.

"Dari dimensi ideologi, perlu diantisipasi terpaan isu-isu yang berasal dari wilayah lain, seperti masalah pergeseran nilai Pancasila dan perkembangan paham radikalisme meskipun Kepulauan Babel merupakan daerah yang menjunjung tinggi nilai toleransi," ujarnya.

Menurut Darwance, isu etnisitas dalam dimensi politik perlu diwaspadai sebagai sumber masalah karena masyarakat Babel terdiri atas berbagai macam suku dan etnis yang telah lama menjalin hubungan harmonis.

"Ancaman dari dimensi ekonomi terdiri atas angka pertumbuhan ekonomi yang rendah, inflasi yang tinggi, dan indeks pembangunan manusia yang meningkat namun berjalan lambat," terangnya.

Menurut dia, perkembangan teknologi juga perlu diantisipasi dampaknya seperti efek negatif penyebaran konten pornografi, kurang bijaknya dalam menggunakan media sosial, dan mulai munculnya situs yang dapat mengadu domba masyarakat.

Sementara itu, dimensi sosial budaya memiliki ancaman, seperti gaya hidup konsumtif di perdesaan, gaya hidup hedonisme bagi para pemuda, mulai lunturnya nilai musyawarah mufakat dan gotong royong di lingkungan masyarakat.

Selain itu, lanjut dia, permasalahan dimensi legislasi dapat muncul ketika banyak peraturan daerah yang dibatalkan oleh pemerintah pusat karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan bertentangan dengan peraturan pusat yang telah ditetapkan.

"Ancaman nonmiliter dari segi ketertiban umum sering menyebabkan permasalahan di lingkungan masyarakat, seperti bencana banjir, kecelakaan tambang, kerusakan lingkungan, penyalahgunaan narkoba, penyebaran HIV/Aids, dan angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi," katanya.

Pewarta: Mahendra

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017