Jakarta (Antara Babel) - Pemerintah Indonesia akan segera mengirimkan bantuan ke Rakhine State, Myanmar, karena bantuan untuk pengungsi Rohingya menumpuk di Bangladesh.

"Untuk sementara ini kita tidak kirim bantuan ke Bangladesh, karena sudah menumpuk dari negara-negara lain. Sekarang, kita mengarah ke Rakhine State, Myanmar. Kita akan mengirimkan bantuan pada Rabu (20/9)," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa.

Bantuan yang dibutuhkan bagi warga Rohingya berupa makanan siap saji, obat-obatan, selimut dan tenda. Para pengungsi juga membutuhkan penjernih air.

Willem menuturkan saat ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sedang melobi pemerintah Myanmar untuk mendapat izin pengiriman bantuan.

Izin itu diperlukan salah satunya untuk "flight clearance" pesawat Hercules TNI AU di Myanmar.

"Menurut keterangan kita sudah dapat lampu hijau. Jadi mudah-mudahan dalam satu atau dua hari ini sudah ada izin prinsip dari Myanmar. TNI AU sudah siapkan 'flight clearance' untuk bawa barang bantuan," ujarnya.

Pada persiapan pengiriman ke Myanmar kali ini, pemerintah Indonesia akan memberikan sekitar 20 ton bantuan kemanusian. Bantuan itu terdiri dari makanan siap saji, tenda pengungsi, medical treatment, obat-obatan, hingga water treatment atau alat penjernih air.

"Sementara ini yang disiapkan dua pesawat Hercules dengan kapasitas masing-masing 10 ton. Berarti ada 20 ton (bantuan). Apa yang dikirimkan? Tentunya hal yang sangat darurat. Kita kasih sarung juga, ada 7.000 sarung. Kita kirimkan 20 tenda," papar Willem.

Menurut dia, bantuan yang dikirimkan pemerintah telah melalui serangkaian kajian, sehingga bantuan itu merupakan barang-barang yang memang dibutuhkan oleh para pengungsi.

Willem menambahkan bantuan sekitar 20 ton yang akan dikirimkan ke Myanmar itu akan diberangkatkan Rabu (20/9) ke pangkalan udara Sultan Iskandar Muda, Aceh.

Setelah transit di Aceh, bantuan akan langsung dikirimkan ke Myanmar setelah mendapat izin dari pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi itu.

"Pesawat sudah siap berangkat dari pangkal udara Halim menuju Sultan Iskandar Muda besok pukul 14.00 WIB. Bantuan itu akan (segera dikirim) ke Halim hari ini dan paling lama besok jam 10.00 WIB. Jadi kita akan kirimkan bantuan ke Myanmar dan untuk sementara bantuan ke Bangladesh tak dikirimkan," katanya.

Willem berharap bantuan tersebut dapat segera dikirim. Pemerintah Indonesia juga telah mengirimkan tim pemantau guna memastikan bantuan yang akan diserahkan melalui Pemerintah Myanmar benar-benar sampai kepada pengungsi di Rakhine.

"Kita mengirimkan tim seperti ke Bangladesh. Ada BNPB, Kemenlu, TNI AU mengirimkan tim AJU duluan," katanya.

Pemerintah Indonesia pada tahap pertama mengirimkan bantuan kemanusiaan seberat 74 ton untuk para pengungsi Rohingya. Bantuan itu dibawa ke Bangladesh dengan delapan kali pengiriman menggunakan pesawat C-130 milik TNI AU.

Bantuan akan dibawa ke gudang penyimpanan di Cox's Bazar, yang kemudian didistribusikan ke lokasi pengungsian.

Sebelumnya, dua pesawat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara A-1326 dan A-1335 yang membawa bantuan kemanusian sorti ke 7 dan 8, untuk pengungsi Rakhine State di perbatasan Bangladesh dan Myanmar tiba di Bandara Shah Amanat Chittagong, Bangladesh. Senin (18/9).

Pada sorti ke 7 pesawat Hercules A-1326 yang dipiloti Letkol Pnb Puguh Y dan Mayor Pnb Teddy Saputra membawa bantuan berupa Selimut, makanan kaleng (tuna) dan genset dengan total berat sekitar 10 ton, sedangkan Hercules A-1335 dengan Pilot Letkol Pnb Suryo dan Mayor Pnb Ari Susiono membawa 10 ton bantuan berupa kain sarung dan makanan ringan (biskuit).

Civic Mission Indonesia bekerja sama TNI AU dan BNPB untuk pengungsi Rakhine State yang dipimpin Dansatgas Marsma TNI Nanang Santoso telah mengangkut sebanyak 74 ton bantuan kemanusian dengan delapan sorti melalui Bandara Chittagong Bangladesh.

Bantuan tersebut diterima Kedubes RI di Bangladesh dan diserahkan kepada pemerintah Bangladesh untuk pendistribusiannya yang bekerjasama dengan organisasi internasional dalam hal ini UNHCR dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Internasional Organization for Migration (IOM).

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017