Muntok (Antara Babel) - Sejumlah nelayan yang setiap hari beraktivitas di Perairan Desa Rambat, Kabupaten Bangka Barat, melakukan pengawasan terhadap keberadaan kapal isap yang diduga akan masuk dan melakukan penambangan bijih timah di lokasi itu.

"Kami mendapatkan informasi para nelayan dari delapan desa yang berada di sekitar perairan laut Desa Rambat secara bergiliran melakukan ronda malam untuk memastikan kapal isap tidak masuk ke perairan itu," kata Direktur Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Suhaidir Kojek saat dihubungi dari Muntok, Jumat.

Ia mengatakan, pengawasan dengan melakukan ronda di sepanjang bibir pantai sudah berjalan sekitar dua minggu terakhir karena para nelayan khawatir kapal isap secara diam-diam pada malam hari masuk ke perairan itu untuk menambang bijih timah.

"Memang saat ini tidak ada satupun kapal isap yang berada di lokasi, namun penjagaan tetap dilakukan untuk memastikan kapal isap tidak masuk malam hari," kata dia.

Menurut dia, kegiatan meronda setiap malam itu merupakan sebuah gerakan swadaya para nelayan yang selama ini memiliki komitmen kuat menjaga menjaga kelestarian perairan yang telah memberi kehidupan layak kepada warga di daerah itu.

Nelayan yang melakukan ronda malam hari berasal dari delapan desa yang selama ini mencari ikan di perairan laut Desa Rambat, yaitu nelayan Desa Airnyatoh, Pangek, Pelanggas, Simpanggong, Peradong, Rambat, Pebuar dan nelayan Desa Airlimau.

"Meskipun cukup melelahkan, namun kami tetap mengimbau kepada para nelayan untuk tetap menjaga situasi aman, tertib dan nyaman, teruslah berjuang dengan cara yang baik dan sesuai hukum," kata dia.

Ia berharap seluruh pihak tetap menghargai hak-hak nelayan dan tidak melakukan provokasi untuk menghormati hukum yang berlaku di Indonesia.

"Kami juga meminta Gubernur Babel untuk segera mencabut izin kapal isap yang akan beroperasi di perairan tersebut agar para nelayan bisa hidup dan beraktivitas dengan tenang," kata dia.

Pengurus LKPI Babel sedang berupaya agar bisa bertemu langsung dengan Gubernur Babel dan meminta agar mencabut izin kapal isap di Perairan Rambat dan Sungai Bulu, Pantai Bembang karena dikhawatirkan akan merugikan nelayan.

"Kami berharap upaya ini disetujui gubernur sehingga nelayan tenang mencari ikan di lokasi itu dan bisa memberikan andil merealisasikan cita-cita nasional dalam memperkuat pembangunan bidang kemaritiman," kata dia.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017