Koba (Antara Babel) - Bupati Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ibnu Saleh mendorong warga menerapkan sistem integrasi sapi-pertanian untuk meningkatkan populasi hewan ternak dan produksi tanaman.

"Kami mendorong peternak tidak hanya fokus beternak saja tetapi mencoba menerapkan sistem integrasi yaitu kolaborasi sistem pemeliharaan hewan ternak dengan tanaman pertanian," katanya di Koba, Jumat.


(antarababel.com/Ahmadi)

Ia mencontohkan pola integrasi sapi dan tanaman pertanian seperti sawit dan lada dimana petani bisa memanfaatkan areal pertanian yang sekaligus lahan peternakan dengan memanfaatkan kotoran sapi untuk pupuk tanaman.

"Petani bisa mendapatkan dua keuntungan yaitu lahan pertanian menjadi subur dan populasi sapi bisa meningkat karena memanfaatkan pakan dari pelepah sawit serta rumput yang ada di areal pertanian," katanya.


(antarababel.com/Ahmadi)

Ibnu mengatakan, jika hanya fokus peternak sapi saja tanpa budidaya tanaman yang menghasilkan maka perputaran uang masyarakat akan lambat.

"Lain ceritanya kalau diintegrasikan ke tanaman yaitu kotoran sapi dan urine bisa digunakan untuk pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit dan lada," ujarnya.

Ia mengatakan, penggunaan pupuk organik lebih menguntungkan petani karena dengan usia tanaman sawit lima tahun dengan luas satu hektare bisa berproduksi satu ton.


(antarababel.com/Ahmadi)

"Selain itu jika penggunaan pupuk anorganik bisa diminimalkan, otomatis biaya pupuk semakin rendah karena dibantu oleh kotoran sapi dan urine," ujarnya.

Jika pupuk dari urine sapi bisa digunakan untuk tiga batang saja per hari, berarti dalam setahun ada 1.000 batang lada yang bisa dipupuk.

"Kalau hanya mengandalkan daging sapi kurang menguntungkan kecuali anak sapinya banyak. Dengan konsep integrasi, antara kotoran sapi dan sawit atau tanaman lainnya yang menghasilkan, maka produksi sawit bisa meningkat, dengan demikian petani bisa sejahtera," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017