Toboali (Antara Babel) - Warga Toboali Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan gas elpiji bersubsidi bercampur air dan berharap pemerintah daerah menindaklanjuti temuan itu karena sangat merugikan konsumen.

"Kami sudah melaporkan temuan gas oplosan ini ke pangkalan, namun mereka menolak mengganti gas elpiji bercampur air tersebut," kata salah seorang warga, Nur Supriatna, di Toboali, Jumat.

Ia menjelaskan, tabung gas elpiji tiga kilogram tersebut mengeluarkan air berwarna kekuning-kuningan dalam jumlah cukup banyak, sehingga isi gas di dalam tabung tidak sesuai lagi dan tentu saja cepat habis.

"Hanya dalam dua hari saja gas habis, padahal pemakaian gas yang tidak oplosan bisa mencapai dua minggu untuk memasak lauk pauk dan lainnya," ujarnya.

Ia mengatakan harga gas berisi air ini hanya Rp17.000 per tabung atau lebih murah dibandingkan harga normal yang mencapai Rp20.000 per tabung.

"Setelah diberitahu kepada penjual gas tidak ada respons dan dibilang mereka juga tidak tahu apa isi dalam tabung gas melon itu," kata dia.

Demikian juga Dela, warga lainnya mengaku tabung gas berisi air tersebut sangat merugikan karena cepat habis.

"Setelah itu saya beli lagi namun kejadian serupa terjadi lagi dan hal ini sangat merugikan saya sebagai rakyat kecil seperti kami," katanya.

Ia berharap pemerintah daerah segera melakukan penyelidikan terhadap kejadian ini karena sangat merugikan masyarakat.

"Semoga kejadian ini tidak terulang, sehingga masyarakat kecil tidak lagi dirugikan," harapnya.

Pewarta: Juniardi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017