Jakarta (Antara Babel) - Sebanyak lima anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri berangkat ke Filipina, pada Selasa, guna menemui dua WNI terduga teroris, yakni Minhati Midrais (36) dan M. Ilham Syahputra (32).

"Lima orang telah berangkat tadi pagi ke Filipina untuk berkoordinasi dengan Kepolisian Filipina," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Martinus mengatakan koordinasi tersebut dilakukan agar tim Densus bisa mendapatkan akses untuk bertemu Minhati dan Ilham agar bisa menginterogasi keduanya.

"Penting untuk dilakukan investigasi mendalam terhadap kedua WNI ini," katanya.

Sebelumnya Muhammad Ilham Syahputra ditangkap saat mencoba melarikan diri dari Kota Marawi, Filipina, pada Rabu (1/11). Dia ditangkap Otoritas Filipina ketika berusaha melintasi Danau Lanao sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat.

Ilham, WNI yang menjadi militan ISIS di Marawi itu fasih berbicara dalam bahasa Tagalog dan diketahui membawa sebuah granat. Dia berusaha menyamar sebagai seorang perwira intelijen militer.

Ilham juga mengaku ikut dalam operasi ISIS, termasuk pertempuran dengan pasukan pemerintah di Piagapo, Lanao del Sur, pada April 2017, sekitar sebulan sebelum pengepungan Marawi dimulai pada 23 Mei.

Sementara Minhati Midrais ditangkap polisi Filipina pada Minggu (5/11).

Selain Minhati, tim Gabungan Armed Forces of the Philippines (AFP) dan Philippine National Police (PNP) dari ICPO, MIB, ISG, CIDT-Lanao, 4th Mech and 103rd SAC mengamankan enam anak Minhati, terdiri dari empat anak perempuan dan dua anak lelaki di 8017 Steele Makers Village Tubod Iligan City.

Minhati tercatat sebagai warga asal Bekasi, Jawa Barat, yang menjadi istri dari salah satu pimpinan Maute Group, Omar Khayam Maute yang sebelumnya telah tewas saat operasi militer Filipina di Marawi.

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017