Jakarta (Antara Babel) - Direktur Indonesia Institute for Society Empowerment Ahmad Syafii Mufid mengusulkan pendidikan kebangsaan dan Pancasila kembali masuk dalam kurikulum sekolah untuk membangun dan memperkuat karakter bangsa Indonesia sekaligus membendung ancaman radikalisme dan intoleransi.

"Pendidikan kebangsaan dan Pancasila harus terus diberikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, tidak boleh terputus dan harus menjadi satu kesatuan," katanya di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, ancaman radikalisme yang memanfaatkan jalur pendidikan mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan pelaku pendidikan di Indonesia.

Menurut Ahmad Syafii, penerapan kurikulum juga harus diimbangi dengan komitmen para guru untuk bersama membangun pendidikan di negeri ini dengan ilmu yang didasari cinta kasih dan saling menghormati.

"Guru juga harus jadi teladan dalam kehidupan sehari-hari para murid. Jangan guru malah mengajarkan kekerasan, apalagi mengkhianati negara," katanya.

Ketua Komisi Litbang Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan di lingkungan sekolah harus dibangun suasana saling menghargai dan menghormati antara murid dan guru dan diwujudkan dalam pelajaran apa saja.

Harmonisasi itu, lanjut dia, sangat penting dalam menciptakan generasi bangsa yang berkualitas dan kebal terhadap ajaran kekerasan dan intoleransi.

Menurut Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta ini, perbaikan kualitas generasi bangsa harus menjadi perhatian bagi para pendidik, dan itu harus di mulai dari tingkat keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

"Jangan sampai sikap-sikap intoleransi memiliki ruang untuk berkembang karena buntutnya pasti akan terjadi radikalisme bahkan terorisme," katanya.

Pewarta: Sigit Pinardi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017