Jakarta (Antara Babel) - Indonesia dan Inggris melalui masing-masing
sekolah tingginya yaitu STEI Tazkia dan Christ Church Canterbury
University Inggris bermitra mengadakan kelas akutansi dan keuangan
syariah.
"Kami menerima undangan untuk mengadakan kelas akuntansi dan keuangan syariah di Inggris," kata perwakilan STEI Tazkia Muhammad Syafii Antonio dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan mengisi kelas, Syafii bicara mengenai keuangan syariah dari perspektif antaragama. Sementara pembicara lain Murniati Mukhlisin yang juga perwakilan STEI Tazkia menyampaikan materi peran akuntansi dan pemberantasan kemiskinan.
Menurut Syafii, banyak manfaat yang dirasakan oleh orang non-Muslim dalam kemitraan studi tersebut. Orang non-Muslim dapat turut memanfaatkan potensi ekonomi seperti dari jamaah umrah dan jamaah haji. Setiap tahun, jamaah umrah mencapai 40 juta orang dan jamaah haji 5 juta orang dengan melibatkan perputaran ekonomi jutaan dolar.
"Belum lagi soal penerbitan sukuk negara dan kegiatan bank syariah yang menerima siapa saja untuk bertransaksi dengannya," kata dia.
Sementara itu, Murniati mengatakan tahun depan pihaknya akan mengadakan perjalanan ke Inggris dengan salah satu tujuan Christ Church.
Pemilihan kampus Kristen di Inggris itu, kata dia, dapat menjadi sarana syiar Islam. Sudah saatnya kampus Islam berdakwah di sekolah bernuansa Kristiani. Karena sesungguhnya Islam membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, termasuk rahmat melalui bidang ekonomi, akuntansi dan keuangan syariah.
Selanjutnya, Faculty Director for International Development of Christ Church Wim van Vuuren mengatakan pihaknya merencanakan untuk mengirim beberapa mahasiswa yang akan mengadakan praktik kerja nyata di kampung keuangan mikro syariah binaan STEI Tazkia.
Pada kesempatan itu, kedua belah pihak juga menyetujui kerja sama antara lain untuk mengadakan pertukaran dosen secara reguler, kemitraan riset, pengadaan hibah penelitian dan kegiatan praktik kerja nyata di masing-masing negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017
"Kami menerima undangan untuk mengadakan kelas akuntansi dan keuangan syariah di Inggris," kata perwakilan STEI Tazkia Muhammad Syafii Antonio dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan mengisi kelas, Syafii bicara mengenai keuangan syariah dari perspektif antaragama. Sementara pembicara lain Murniati Mukhlisin yang juga perwakilan STEI Tazkia menyampaikan materi peran akuntansi dan pemberantasan kemiskinan.
Menurut Syafii, banyak manfaat yang dirasakan oleh orang non-Muslim dalam kemitraan studi tersebut. Orang non-Muslim dapat turut memanfaatkan potensi ekonomi seperti dari jamaah umrah dan jamaah haji. Setiap tahun, jamaah umrah mencapai 40 juta orang dan jamaah haji 5 juta orang dengan melibatkan perputaran ekonomi jutaan dolar.
"Belum lagi soal penerbitan sukuk negara dan kegiatan bank syariah yang menerima siapa saja untuk bertransaksi dengannya," kata dia.
Sementara itu, Murniati mengatakan tahun depan pihaknya akan mengadakan perjalanan ke Inggris dengan salah satu tujuan Christ Church.
Pemilihan kampus Kristen di Inggris itu, kata dia, dapat menjadi sarana syiar Islam. Sudah saatnya kampus Islam berdakwah di sekolah bernuansa Kristiani. Karena sesungguhnya Islam membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, termasuk rahmat melalui bidang ekonomi, akuntansi dan keuangan syariah.
Selanjutnya, Faculty Director for International Development of Christ Church Wim van Vuuren mengatakan pihaknya merencanakan untuk mengirim beberapa mahasiswa yang akan mengadakan praktik kerja nyata di kampung keuangan mikro syariah binaan STEI Tazkia.
Pada kesempatan itu, kedua belah pihak juga menyetujui kerja sama antara lain untuk mengadakan pertukaran dosen secara reguler, kemitraan riset, pengadaan hibah penelitian dan kegiatan praktik kerja nyata di masing-masing negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017