New York (Antara Babel) - Jumlah migran internasional menurut perkiraan mencapai 258 juta orang, bertambah separuh sejak pergantian abad ini menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Setiap satu dari sepuluh migran itu merupakan pengungsi atau pencari suaka, kata PBB dalam laporan tentang kecenderungan dan perkembangan migrasi yang diluncurkan saat bertepatan dengan Hari Migran Internasional pada Senin.

Secara global, sebanyak 3,4 persen populasi merupakan migran internasional, yang berarti seseorang yang tinggal di suatu negara selain negara tempat mereka dilahirkan menurut siaran Thomson Reuters Foundation.

"Data dan bukti terpercaya sangat penting untuk mengatasi kesalahpahaman tentang migrasi dan untuk menginformasikan tentang kebijakan migrasi," kata Liu Zhenmin, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Bidang Ekonomi dan Sosial, dalam pernyataan.

Hak para migran dan kebutuhan akan keamanan, kebijakan migrasi yang terkelola baik, termasuk dalam rangkaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG) diadopsi dengan suara bulan oleh negara anggota PBB pada 2015, dan PBB sedang merencanakan sebuah pertemuan internasional tentang migrasi akhir tahun depan.

Data lainnya menunjukkan bahwa migrasi menyumbangkan 42 persen pertumbuhan penduduk di Amerika Utara antara 2000 dan 2015, dan penduduk di Eropa menurun selama periode waktu tersebut tanpa migrasi.

Jumlah terbesar migran internasional, hampir 50 juta orang, tinggal di Amerika Serikat. Arab Saudi, Jerman dan Rusia masing-masing memiliki sekitar 12 juta migran internasional disusul oleh Inggris dengan hampir sembilan juta migran menurut laporan PBB. Sebagian besar migran, sekitar 106 juta, berasal dari Asia menurut laporan itu. (Uu.KR-AMQ)


Pewarta: Auliya Muttaqin

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017