Jakarta (Antara Babel) - Pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempelajari pengencangan ikat pinggang anggaran Perserikatan Bangsa Bangsa, kata Duta Besar Amerika Serikat di PBB Nikki Haley.

Anggaran PBB telah dipangkas sampai sekitar 285 juta dolar, kata Haley seraya menyatakan pemangkasan anggaran ini ditujukan untuk merampingkan manajemen badan supranasional itu.

Hari ini Haley menyatakan pemangkasan anggaran itu ditujukan untuk meningkatkan disiplin dan akuntabilitas PBB. Dia menyebut, "ketidakefisienan dan belanja berlebih" oleh PBB selama ini sudah umum diketahui orang.

"Anda dapat memastikan bahwa kami akan terus mempertimbangkan cara meningkatkan efisiensi PBB sambil melindungi kepentingan kami," sambung dia dalam laman New York Times.

Menurut PolitiFact, AS menanggung 22 persen atau sekitar 3,3 miliar dolar AS, dari total anggaran PBB.

Sebelum krisis Yerusalem, Trump memang ingin mengurangi anggaran PBB.  Tetapi langkah terbaru ini jelas ada kaitannya dengan keberanian dunia mengabaikan ancaman Trump agar tidak mendukung resolusi yang membatalkan secara moral pengakuan AS bahwa Yerusalem ibu kota Israel.

Pekan lalu dengan komposisi suara 128 negara mendukung dan 9 negara menentang, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menyatakan pengakuan Trump bahwa Yerusalem ibu kota Israel sebagai "batal demi hukum."

Satu hari sebelum pemungutan suara untuk voting resolusi itu, Trump mengancam akan memelototi proses pemungutan suara di Majelis Umum PBB itu dan akan menghentikan bantuan keuangan kepada negara yang menyatakan "ya" untuk resolusi yang diusulkan negara-negara muslim itu.

Saat itu Trump berkata, "Oke, kita akan saksikan voting itu. Biarkan mereka bersuara melawan kita. Kita akan menghemat banyak. Kita tak peduli."

Pewarta: -

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017