Koba  (Antaranews Babel) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar seminar tentang radikalisme dan intoleransi, untuk mengantisipasi dan pencegahan berkembangnya paham menyimpang tersebut.

Bupati Bangka Tengah, Ibnu Saleh di Koba, Selasa, saat membuka kegiatan tersebut mengatakan sekarang ini banyak orang yang salah memaknai radikalisme dan intoleransi sehingga dalam praktiknya berpotensi menjadi ancaman bagi keutuhan NKRI.

"Memaknai radikalisme sekarang berbeda dari sebelumnya karena diartikan dengan membangun negara di atas negara dengan cara kekerasan, tentu ini salah dan dapat menjadi ancaman," katanya.

Ia mengajak para peserta seminar yang rata-rata kalangan generasi muda mampu mengantisipasi sikap radikalisme dengan banyak belajar dan memiliki ilmu sehingga tidak mudah terlibat praktik yang dapat mengancam kebhinekaan tersebut.

"Generasi muda harus memiliki pedoman yang kuat baik dalam beragama maupun dalam bernegara dan pedoman itu hanya ada dua yaitu pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman bernegara, Al-Quran dan Hadist pedoman bagi umat Islam dan demikian juga umat kristiani tentu juga memiliki pedoman masing-masing yang pada prinsipnya anti radikalisme," ujarnya.

Sementara Ketua DPRD Bangka Tengah, Algary Rahman mengatakan menghadapi dan membentengi prilaku radikalisme dan intoleransi harus dengan ilmu pengetahuan.

"Maka generasi muda harus punya ilmu dan banyak belajar sehingga bisa membedakan mana prilaku yang melanggar hukum dan norma agama," katanya.

Menurut dia, generasi muda yang tidak dibentengi dengan ilmu pengetahuan akan sulit menangkis masuknya prilaku radikalisme karena mereka tidak paham dan tidak bisa memaknai apa itu radikalisme.

"Maka saya menyarankan generasi muda harus memperbanyak ilmu pengetahuan untuk menangkis dan membentengi berkembangnya prilaku radikalisme," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017