Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung mencatat Rp572,4 miliar uang tidak layak edar (UTLE) atau uang rusak di daerah selama tahun 2017.
"UTLE tahun 2017 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp447,8 miliar," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kepulauan Babel, Bayu Martanto di Pangkalpinang, Senin.
Selama tahun 2017 BI lebih gencar menyosialisasikan agar masyarakat menukarkan uang yang tidak layak edar dengan uang yang layak edar sehingga jumlah UTLE meningkat.
BI juga mengadakan program gebyar Rupiah sekaligus gerakan peduli koin dan uang lusuh.
"Kita intens memberikan pelayanan kepada masyarakat supaya mendapat uang layak edar. Uang lusuh kita ganti dengan uang yang baru atau uang layak edar melalui penukaran di BI atau kas keliling di beberapa wilayah di Babel," ujarnya.
UTLE yang dikumpulkan tersebut kemudian akan dimusnahkan di KPw Provinsi Sumatera Selatan dan Kepulauan Babel.
"Pemusnahan secara rutin setiap minggu kita lakukan. Sebagian UTLE kita kirim ke Palembang. Untuk pemusnahan menggunakan mesin dan uang akan dipilah dan dimusnahkan hingga uang betul-betul sudah tidak bisa dikenal," katanya.
Bayu berharap masyarakat bisa menyayangi dan merawat uang Rupiah mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan BI untuk melakukan pencetakan uang baru.
"Masyarakat harus menyayangi dan merawat uang dengan cara tidak disteples, tidak diremas, dirobek, dibasahi dan tidak dicoret," katanya.
Selain itu, BI Babel juga menemukan uang yang diragukan keasliannya sebanyak 62 lembar.
Walaupun dengan jumlah yang sedikit dibandingkan dengan inflow, BI tetap melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat bagaimana mencirikan keaslian uang.
"Secara logis sangat kecil. Tapi itu juga tidak boleh lengah, kita akan selalu sosialisasi ciri ke aslian Rupiah," ujarnya.
Bayu mengatakan, tidak merusak Rupiah sama halnya masyarakat telah menghargai bangsa sendiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"UTLE tahun 2017 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp447,8 miliar," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kepulauan Babel, Bayu Martanto di Pangkalpinang, Senin.
Selama tahun 2017 BI lebih gencar menyosialisasikan agar masyarakat menukarkan uang yang tidak layak edar dengan uang yang layak edar sehingga jumlah UTLE meningkat.
BI juga mengadakan program gebyar Rupiah sekaligus gerakan peduli koin dan uang lusuh.
"Kita intens memberikan pelayanan kepada masyarakat supaya mendapat uang layak edar. Uang lusuh kita ganti dengan uang yang baru atau uang layak edar melalui penukaran di BI atau kas keliling di beberapa wilayah di Babel," ujarnya.
UTLE yang dikumpulkan tersebut kemudian akan dimusnahkan di KPw Provinsi Sumatera Selatan dan Kepulauan Babel.
"Pemusnahan secara rutin setiap minggu kita lakukan. Sebagian UTLE kita kirim ke Palembang. Untuk pemusnahan menggunakan mesin dan uang akan dipilah dan dimusnahkan hingga uang betul-betul sudah tidak bisa dikenal," katanya.
Bayu berharap masyarakat bisa menyayangi dan merawat uang Rupiah mengingat besarnya biaya yang dikeluarkan BI untuk melakukan pencetakan uang baru.
"Masyarakat harus menyayangi dan merawat uang dengan cara tidak disteples, tidak diremas, dirobek, dibasahi dan tidak dicoret," katanya.
Selain itu, BI Babel juga menemukan uang yang diragukan keasliannya sebanyak 62 lembar.
Walaupun dengan jumlah yang sedikit dibandingkan dengan inflow, BI tetap melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat bagaimana mencirikan keaslian uang.
"Secara logis sangat kecil. Tapi itu juga tidak boleh lengah, kita akan selalu sosialisasi ciri ke aslian Rupiah," ujarnya.
Bayu mengatakan, tidak merusak Rupiah sama halnya masyarakat telah menghargai bangsa sendiri.
Editor : Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018