Pangkalpinang (Antara Babel) - Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Bangka Belitung (Babel) kesulitan mengevakuasi korban banjir sebab meski telah membujuk, warga tetap menolak dengan alasan khawatir kehilangan harta benda bila meninggalkan rumah.


"Alasan warga tidak mau dievakuasi adalah demi menjaga harta benda mereka, meski rumah yang ditempati hampir roboh dihantam banjir," kata  Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinkesos Babel, Isa Anshorie di Pangkalpinang, Rabu.


Pihaknya menerjunkan 90 personel untuk memberikan pertolongan dan mengevakuasi korban bencana alam tersebut.


"Kami sulit membujuk korban bencana alam ini untuk pindah ke tempat yang lebih aman, namun mereka tetap menolak meski banjir telah membahayakan keselamatan keluarga mereka," ujarnya.


Menurut dia, bencana banjir tahun ini cukup parah dibanding tahun sebelumnya, karena kerusakan hutan yang cukup parah sebagai dampak penambangan bijih timah, alih fungsi hutan dan lainnya.


"Diperkirakan hujan terus mengguyur Bangka Belitung dan potensi banjir masih tinggi karena sudah berkurangnya daerah resapan air," ujarnya.


Untuk itu, kata dia, diharapkan warga untuk terus waspadai terhadap bencana alam ini dan mau dievakuasi oleh petugas untuk menghindari korban jiwa.


"Sampai saat ini, kami belum menerima korban jiwa akibat musibah banjir ini, namun demikian, diharapkan warga tidak mempersulit petugas dalam melakukan evakuasi korban bencana alam ini," ujarnya.


Ia mengatakan, meskipun Tagana tidak lagi ambil bagian dalam evakuasi setiap terjadinya bencana, namun menegaskan akan tetap terbuka untuk membantu para korban banjir.


"Untuk evakuasi memang sudah bukan tugas pokok Tagana, karena saat ini sudah ada tim khusus seperti tim SAR dan lain-lainnya walaupun kami masih dalam naungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah," ujarnya.

Pewarta: Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014