Jakarta (Antaranews Babel) - Jaksa Agung Negara Bagian Massachusetts menggelar penyelidikan atas dugaan pemanfaatan profil puluhan juta pengguna Facebook oleh sebuah perusahaan yang disewa oleh tim kampanye Donald Trump sewaktu Pemilihan Presiden 2016.

Laporan investigatif yang dilakukan The Observer Inggris dan New York Times Amerika Serikat berhasil mengungkapkan 50 juta profil Facebook yang dikumpulkan tanpa sepengetahuan puluhan juta pengguna Facebook itu.

Perusahaan bernama Cambridge Analytica itu telah dibekukan dari Facebook sejak Jumat lalu.  Baik Facebook maupun Cambridge Analytica membantah telah melakukan pelanggaran.

Perusahaan analisis data Amerika yang tidak ada kaitannya dengan universitas terkenal di Inggris yang bernama Universitas Cambridge itu dikenal berperan dalam tim kampanye Donald Trump karena menyediakan data kompleks mengenai pandangan para pemilih Amerika.

Tuduhan terhadap perusahaan ini berpusat kepada seorang profesor Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan, yang merancang aplikasi penguji personalitas Facebook yang dinamai dengan thisisyourdigitallife.

Aplikasi ini adalah milik perusahaan swasta yang tidak ada kaitannya dengan universitas tempat sang profesor mengajar.

Aplikasi yang diciptakan pada November 2013 untuk platform Facebook itu meminta izin kepada para pengguna FB untuk mengakses informasi mengenai profil mereka, dan juga temah-temannya.

Diduga Kogan kemudian menjual data itu kepada Cambridge Analytica sehingga melanggar kebijakan Facebook.

Seorang whistleblower yang bekerja pada Cambridge Analytica dan berbicara kepada The Guardian, mengaku bekerja sama dengan Kogan "untuk memanen jutaan profil orang."

"Kami mengeksploitasi Facebook..dan menciptakan model-model untuk mengeksploitasi apa yang kami tahu soal mereka dan membidik lingkaran paling dalam mereka (teman atau keluarga).  Itu adalah basis yang sepenuhunya dikembangkan perusahaan," kata dia seperti dikutip BBC.

Pewarta: -

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018