Jakarta (Antaranews Babel) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk mengatasi rendahnya tingkat literasi di perdesaan.
"Literasi di perdesaan sangat penting, terutama untuk masyarakat desa. Dengan kerja sama ini, kami berharap wawasan masyarakat semakin meningkat dan bisa dimanfaatkan untuk menanam jagung, beternak, dan sebagainya," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo usai penandatanganan kerja sama di Jakarta, Senin.
Oleh karenanya, Menteri Eko mendorong desa yang secara fisik bisa memanfaatkan dana desa untuk membangun perpustakaan dan membeli koleksi buku-buku yang bermanfaat untuk masyarkat desa.
"Kami mendorong desa, yang secara fisik sudah cukup untuk membangun perpustakaan desa."
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, mengatakan terjadi kesenjangan antara literasi di perkotaan dan di desa.
"Jika dirasiokan secara rata-rata, satu buku ditunggu 5.000 orang, tapi kalau bicara tentang pedesaan satu buku ditunggu 15.000 orang. Jadi kita rasakan betul, bagaimana rendahnya literasi di desa karena sulit menemukan buku bacaan, kalaupun ada buku mata pelajaran yang tidak bisa dipakai bekal hidup," ujar Syarif.
Syarif berharap melalui kerja sama ini, pihaknya bisa membangun sinergitas dengan Kemendes PDTT untuk mengatasi rendahnya tingkat literasi di pedesaan. Pihaknya juga akan menyediakan buku-buku yang bermanfaat bagi peningkatan masyarakat di pedesaan.
"Sehingga nanti buku yang sampai di desa, akan berdaya guna dan bermanfaat bagi peningkatan kapasitas masyarakat desa dalam rangka peningkatan pengetahuan dasar, memberikan keterampilan, bekal hidup sehingga mereka bisa mengelola potensi yang ada di desa," kata Syarif.
Tujuan dari penandatangan nota kesepahaman tersebut dalam meningkatkan hubungan kelembagaan pembangunan, pengembangan, pelayanan, dan pembinaan perpustakaan desa di desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Ruang lingkup kerja sama itu terkait perpustakaan di desa, yang meliputi penggunaan dana desa untuk pembangunan perpustakaan, pengembangan perpustakaan desa untuk mewujudkan masyarakat gemar membaca dan peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Literasi di perdesaan sangat penting, terutama untuk masyarakat desa. Dengan kerja sama ini, kami berharap wawasan masyarakat semakin meningkat dan bisa dimanfaatkan untuk menanam jagung, beternak, dan sebagainya," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo usai penandatanganan kerja sama di Jakarta, Senin.
Oleh karenanya, Menteri Eko mendorong desa yang secara fisik bisa memanfaatkan dana desa untuk membangun perpustakaan dan membeli koleksi buku-buku yang bermanfaat untuk masyarkat desa.
"Kami mendorong desa, yang secara fisik sudah cukup untuk membangun perpustakaan desa."
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, mengatakan terjadi kesenjangan antara literasi di perkotaan dan di desa.
"Jika dirasiokan secara rata-rata, satu buku ditunggu 5.000 orang, tapi kalau bicara tentang pedesaan satu buku ditunggu 15.000 orang. Jadi kita rasakan betul, bagaimana rendahnya literasi di desa karena sulit menemukan buku bacaan, kalaupun ada buku mata pelajaran yang tidak bisa dipakai bekal hidup," ujar Syarif.
Syarif berharap melalui kerja sama ini, pihaknya bisa membangun sinergitas dengan Kemendes PDTT untuk mengatasi rendahnya tingkat literasi di pedesaan. Pihaknya juga akan menyediakan buku-buku yang bermanfaat bagi peningkatan masyarakat di pedesaan.
"Sehingga nanti buku yang sampai di desa, akan berdaya guna dan bermanfaat bagi peningkatan kapasitas masyarakat desa dalam rangka peningkatan pengetahuan dasar, memberikan keterampilan, bekal hidup sehingga mereka bisa mengelola potensi yang ada di desa," kata Syarif.
Tujuan dari penandatangan nota kesepahaman tersebut dalam meningkatkan hubungan kelembagaan pembangunan, pengembangan, pelayanan, dan pembinaan perpustakaan desa di desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Ruang lingkup kerja sama itu terkait perpustakaan di desa, yang meliputi penggunaan dana desa untuk pembangunan perpustakaan, pengembangan perpustakaan desa untuk mewujudkan masyarakat gemar membaca dan peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018