Jakarta (Antaranews Babel) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan Bulan Bakti Karantina dan Mutu 2018 dengan tema "Gerakan Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina" untuk meningkatkan kesadaran keamanan produk perikanan nasional.

"Bulan Bakti Karantina dan Mutu adalah bentuk 'public awareness' BKIPM dalam rangka meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan fungsi perkarantinaan, pengendalian mutu, dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan," kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Rina memaparkan, Bulan Bakti Karantina dan Mutu 2018 dilaksanakan serentak di Pusat BKIPM dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) KIPM seluruh Indonesia, mulai 3 April hingga awal Mei 2018.

Menurut Rina, kegiatan karantina merupakan upaya penanganan "illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing", khususnya pada bagian "unreported", yaitu kegiatan yang tak dilaporkan.

"Upaya ini merupakan perwujudan dari prinsip 'start thinking about sustainability' (mulai berpikir tentang keberlanjutan) sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia," ucapnya.

Ia berpendapat bahwa dengan pemahaman yang tepat, ragam potensi sumber daya perikanan dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing wilayah.

Oleh karena itu, Rina berharap, semua pihak dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan ikan, mutu, dan keamanan hasil perikanan, serta keberlanjutan sumber daya ikan.

Hal tersebut, lanjutnya, karena jika semua lapisan masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam karantina dan penjagaan mutu, dia berharap produk perikanan Indonesia dapat diterima dunia serta maraknya kasus ikan berformalin, penyelundupan dan peredaran jenis ikan yang dilarang dan dibatasi perdagangannya dapat ditanggulangi dengan baik.

"Kami meminta bapak ibu patuh kepada aturan yang kami miliki karena Indonesia adalah satu-satunya negara yang produk udang vannamei-nya yg masih diterima di Amerika karena bebas EMS (penyakit udang)," katanya.

Kepala BKIPM mengemukakan, selain berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya karantina dan pengendalian mutu, Bulan Bakti Karantina dan Mutu yang telah diselenggarakan sejak 2016 ini juga juga berhasil meningkatkan jumlah usaha perikanan yang memenuhi standar dan taat hukum.

Menurut dia, karena yang disasar bukan hanya masyarakat konsumen produk perikanan, tetapi juga pelaku usaha perikanan termasuk pengolah ikan.

Rina mengakui, semakin meningkatnya tuntutan masyarakat konsumen akan ikan yang sehat dan bermutu untuk dikonsumsi telah mendorong produsen produk perikanan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas produknya.

"Era ke depan adalah era kompetisi sehingga kita harus selalu meningkatkan kualitas dan kompetensi diri. Tidak boleh menjadi katak dalam tempurung. Harus bekerja sama dengan semua instansi, aparat, dan stakeholder yang terkait," tuturnya.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018