Jakarta (Antaranews Babel) - Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo memang menjadi fenomena pentas bulu tangkis dunia dengan berbagai prestasinya di tahun 2018.

Di tahun 2018 ini, selepas memperoleh kembali gelar juara turnamen bulu tangkis All England untuk kedua kalinya secara berturut-turut, Marcus/Kevin menjadi ganda putra pertama dunia yang mencapai poin Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) di atas 100 ribu berkat hasil dulangan 10 gelar dari 15 turnamen yang ikuti sejak 2017.

Moncernya pasangan ini sudah terlihat sejak pertama kali dipasangkan pada 2015 dengan berhasil menggondol dua gelar turnamen berlevel Grand Prix dan Grand Prix Gold di Malaysia Masters 2016 dan Taiwan Masters 2015.

Raihan tersebut berlanjut dengan 10 gelar turnamen level Superseries di India Terbuka 2016, Australia Terbuka 2016, China Terbuka 2016, All England 2017, India Terbuka 2017, Malaysia Terbuka 2017, Jepang Terbuka 2017, China Terbuka 2017, Hong Kong Terbuka 2017 dan Superseries Finals 2017.

Pada musim kompetisi 2018, pasangan berjuluk "Minions" ini semakin "menggila" dengan menyapu bersih gelar dari tiga turnamen Tur Dunia yang mereka ikuti yaitu di Indonesia Masters, India Terbuka dan All England.

Pukulan-pukulan yang bisa disebut "ajaib" bin mematikan dari kedua pemain mampu membuat pasangan ini mencapai prestasi sedemikian rupa bahkan terus bertahan di tahta pemain terbaik dunia hingga saat ini.

Bahkan semua pasangan yang bercokol di posisi top 10 dunia sudah merasakan kedigdayaan pukulan-pukulan yang seakan mampu menyihir shuttlekok dari pasangan ini.

Dan lewat pukulan-pukulan "ajaib" tersebut maka sangat-sangat wajar publik Indonesia sangat berharap pasangan ini bisa menyumbangkan emas Asian Games 2018 di mana Indonesia menjadi tuan rumahnya.

Bahkan Presiden Indonesia Joko Widodo-pun turut menitipkan  harapan tinggi seluruh masyarakat Indonesia pada Marcus dan Kevin agar bisa meraih hasil gemilang di kandang sendiri.

"Ini adalah motivasi buat kami untuk memberikan yang terbaik buat Asian Games. Harus optimis, tapi tak mau terlalu berlebihan juga. Tapi kami janji memberikan yang terbaik di Asian Games," kata Kevin saat menerima undangan dari Istana Negara beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, 2 Agustus 1996 tersebut tak mau sesumbar bisa dengan mudah memberikan hasil maksimal, yaitu medali emas, mengingat persaingan di tingkat Asia dengan adanya negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan dan Thailand yang membuat tingkat persaingan di Benua Kuning ini menjadi versi mininya persaingan tingkat dunia.

"Cukup merata semuanya untuk bersaing, karenanya yang penting kami siap saja," kata pemain pemusatan latihan nasional (pelantas) binaan PB Djarum Kudus tersebut.

    
Jaga Fisik
Harapan tinggi yang disematkan pada pasangan Marcus dan Kevin dalam Asian Games 2018 sangat mungkin diwujudkan keduanya.

Namun, dengan jadwal yang padat sebelum Asian Games pada Agustus 2018 akan menjadi saat-saat krusial yang bukan tak mungkin menjadi penentu bagi keduanya untuk turun dalam Asian Games.

Pasalnya, pada periode Juli hingga Agustus, setidaknya ada dua turnamen besar yang dijadwalkan akan bergulir selain Asian Games. Turnamen tersebut adalah Indonesia Terbuka dan Kejuraan Dunia.

Jadwal yang hanya berjarak beberapa hari, yakni Indonesia Terbuka akan bergulir 3-8 Juli yang diikuti Kejuaraan Dunia pada pada 30 Juli sampai 5 Agustus di China baru kemudian, Asian Games pada 18 Agustus sampai 2 September, akan menyisakan waktu yang pendek bagi pasangan ini untuk memulihkan kondisi.

Terlebih, kedunya mengaku ingin mengikuti semua turnamen yang "diwajibkan" bagi semua pemain top 10 dunia ganda tersebut, pasalnya minions diketahui belum pernah mencicipi gelar Kejuaraan Dunia dan Indonesia Terbuka termasuk dari 10 gelar yang diraih mereka sejak tahun 2017.

"Yang pasti harus siap jaga kondisi dan jangan dilepas juga, menghindari cedera," kata Marcus.

Akan tetapi, meski dia dan Kevin menyebut sangat mengincar dua gelar tersebut, pemain kelahiran Jakarta, 9 Maret 1991 tersebut mengaku akan tetap mengutamakan ajang multi event Asian Games.

"Asian Games empat tahun sekali sementara Kejuaraan Dunia setiap tahun ada. Selain itu, karena kita tuan rumah, jadi ada keinginan memberikan emas buat Indonesia," ujar pemain pelatnas hasil binaan PB Tangkas Intiland Jakarta tersebut.

Bulu tangkis sendiri, menjadi salah satu cabang yang diharapkan mampu menyumbangkan emas di pesta olahraga negara-negara se-Asia ke XVIII tersebut.

Komite Olimpiade Nasional Indonesia (KONI) menargetkan tim bulu tangkis Indonesia mendapatkan 1 emas, sedangkan Ketua Kontingen (Chief de Mission/CdM) Indonesia di Asian Games 2018 Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin mengharapkan 3 atau 4 emas.

Namun Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menilai dua emas adalah yang realistis mengingat persaingan bulu tangkis di Asia saat ini, dengan potensi terbesar bagi Indonesia berasal dari nomor ganda putra dan ganda campuran.

Dalam sejarah keikutsertaan Indonesia dalam pesta olahraga multi cabang negara-negara se-Asia tersebut, bulu tangkis menjadi penyumbang medali terbanyak bagi kontingen Merah Putih dengan 26 emas, 25 perak dan 40 perunggu.

Terakhir, dalam pergelaran Asian Games XVII 2017 di Incheon, Korea Selatan, bulu tangkis Indonesia memberikan sumbangan 2 emas, 1 perak, 1 perunggu.

Emas dihasilkan dari ganda putra perorangan, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan ganda putri perorangan lewat Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii.

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018