Jakarta (Antaranews Babel) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto berharap para pengusaha muda untuk dapat mengambil kesempatan di era digital saat ini.
"Peluang masih terbuka luas, karena industri membutuhkan peluang yang namanya economies of scale. Seperti industri rumahan saat ini, sudah bisa menjangkau pasar, tidak harus mampu sewa tempat di mall terlebih dulu," imbuhnya.
Maka itu, para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat memanfaatkan beberapa fasilitas taman teknologi yang dibangun oleh Kemenperin.
Misalnya di Bandung Techno Park, mereka bakal memperoleh program pembinaan dan pelatihan guna pengembangan inovasi dan daya saing produknya.
"Mereka bisa memakai gedung tersebut sampai mempunyai revenue. Setelah mempunyai revenue, mereka bisa sewa di tempat yang lain," kata Menperin.
Selain itu, Kemenperin juga memiliki Bali Creative Industry Center (BCIC), di mana produk-produk yang dihasilkan mereka telah dipasarkan.
"Melalui techno park itu Kemenperin ingin terus mendorong inovasi, termasuk didukung adanya Apple center di Bumi Serpong Damai, dan janjinya akan dibangun lagi di daerah lain," tuturnya.
Menurut Airlangga, Apple mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara ketiga sesudah Brasil dan Italia atau menjadi negara pertama di Asia, sebagai lokasi mereka membangun pusat inovasi.
Indonesia telah menyiapkan lima sektor industri yang akan menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0. Kelima sektor tersebut, yaitu industri otomotif, makanan dan minuman, tekstil, elektronik, serta kimia.
"Jadi ada unggulannya sehingga industri lain bisa melihat dan mencontoh," terang Menperin.
Misalnya di industri otomotif, sebagian pabrik sudah melakukan otomatisasi. Langkah selanjutnya, yang terpenting adalah melihat prospek pasar saat ini, terutama untuk ekspor.
"Memperluas pasar ekspor itu tergantung dari jenis kendaraan. Kendaraan di seluruh dunia, permintaan besarnya adalah jenis sedan. Sedangkan di Indonesia lebih mengembangkan yang tujuh bangku, sehingga perlu ada penyesuaian," jelas Airlangga.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Peluang masih terbuka luas, karena industri membutuhkan peluang yang namanya economies of scale. Seperti industri rumahan saat ini, sudah bisa menjangkau pasar, tidak harus mampu sewa tempat di mall terlebih dulu," imbuhnya.
Maka itu, para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat memanfaatkan beberapa fasilitas taman teknologi yang dibangun oleh Kemenperin.
Misalnya di Bandung Techno Park, mereka bakal memperoleh program pembinaan dan pelatihan guna pengembangan inovasi dan daya saing produknya.
"Mereka bisa memakai gedung tersebut sampai mempunyai revenue. Setelah mempunyai revenue, mereka bisa sewa di tempat yang lain," kata Menperin.
Selain itu, Kemenperin juga memiliki Bali Creative Industry Center (BCIC), di mana produk-produk yang dihasilkan mereka telah dipasarkan.
"Melalui techno park itu Kemenperin ingin terus mendorong inovasi, termasuk didukung adanya Apple center di Bumi Serpong Damai, dan janjinya akan dibangun lagi di daerah lain," tuturnya.
Menurut Airlangga, Apple mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara ketiga sesudah Brasil dan Italia atau menjadi negara pertama di Asia, sebagai lokasi mereka membangun pusat inovasi.
Indonesia telah menyiapkan lima sektor industri yang akan menjadi percontohan dalam implementasi industri 4.0. Kelima sektor tersebut, yaitu industri otomotif, makanan dan minuman, tekstil, elektronik, serta kimia.
"Jadi ada unggulannya sehingga industri lain bisa melihat dan mencontoh," terang Menperin.
Misalnya di industri otomotif, sebagian pabrik sudah melakukan otomatisasi. Langkah selanjutnya, yang terpenting adalah melihat prospek pasar saat ini, terutama untuk ekspor.
"Memperluas pasar ekspor itu tergantung dari jenis kendaraan. Kendaraan di seluruh dunia, permintaan besarnya adalah jenis sedan. Sedangkan di Indonesia lebih mengembangkan yang tujuh bangku, sehingga perlu ada penyesuaian," jelas Airlangga.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018