Washington (Antaranews Babel) - Mantan direktur FBI James Comey, dalam wawancara ABC News Minggu waktu Amerika Serikat, mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump adalah pemimpin yang secara moral tidak layak dan berbahaya karena menciptakan kerusakan luar biasa terhadap norma-norma kelembagaan.
Comey, dipecat Trump Mei tahun lalu, mengkhawatirkan presiden AS ini menjadi terbuka untuk diperas Rusia berdasarkan klaim bahwa Trump hadir ketika pelacur-pelacur Rusia saling mengencingi satu sama lain sewaktu Trump mengunjungi Moskow pada 2013.
Comey dipecat ketika FBI sedang menyelidiki dugaan hubungan antara tim kampanye kepresidenan Trump 2016 dengan intervensi Rusia dalam Pemilu AS.
Rusia sendiri membantah telah mencampuri urusan Pemilu AS dan Trump juga membantah telah berkolusi atau melakukan aktivitas yang tidak layak.
Comey mengatakan dalam wawancara eksklusif dengan George Stephanopoulos dari ABC News yang mengudara pukul 22.00 waktu setempat bahwa "mungkin saja tetapi saya tak tahu pasti" apakah Rusia memiliki bukti yang mendukung tuduhan adanya kunjungan Trump ke Rusia itu.
"Orang yang berbicara dan memperlakukan wanita seperti seonggok daging semata yang terus-terusan berbohong mengenai hal besar dan kecil serta yakin rakyat Amerika mempercayai kebohonganya itu, maka orang itu tidak layak menjadi presiden Amerika Serikat, dari sisi moral. Dan itu bukan pernyataan politik," kata Comey.
"Secara moral dia tidak layak menjadi presiden," imbuh dia.
Comey berencana membeberkan itu semua dalam sebuah buku berjudul "Higher Loyalty" yang segera dipublikasikan Selasa waktu AS ini, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Comey, dipecat Trump Mei tahun lalu, mengkhawatirkan presiden AS ini menjadi terbuka untuk diperas Rusia berdasarkan klaim bahwa Trump hadir ketika pelacur-pelacur Rusia saling mengencingi satu sama lain sewaktu Trump mengunjungi Moskow pada 2013.
Comey dipecat ketika FBI sedang menyelidiki dugaan hubungan antara tim kampanye kepresidenan Trump 2016 dengan intervensi Rusia dalam Pemilu AS.
Rusia sendiri membantah telah mencampuri urusan Pemilu AS dan Trump juga membantah telah berkolusi atau melakukan aktivitas yang tidak layak.
Comey mengatakan dalam wawancara eksklusif dengan George Stephanopoulos dari ABC News yang mengudara pukul 22.00 waktu setempat bahwa "mungkin saja tetapi saya tak tahu pasti" apakah Rusia memiliki bukti yang mendukung tuduhan adanya kunjungan Trump ke Rusia itu.
"Orang yang berbicara dan memperlakukan wanita seperti seonggok daging semata yang terus-terusan berbohong mengenai hal besar dan kecil serta yakin rakyat Amerika mempercayai kebohonganya itu, maka orang itu tidak layak menjadi presiden Amerika Serikat, dari sisi moral. Dan itu bukan pernyataan politik," kata Comey.
"Secara moral dia tidak layak menjadi presiden," imbuh dia.
Comey berencana membeberkan itu semua dalam sebuah buku berjudul "Higher Loyalty" yang segera dipublikasikan Selasa waktu AS ini, demikian Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018