Koba (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendorong para petani lada di daerah itu menggunakan junjung hidup, untuk menekan biaya produksi.

"Kami anjurkan dan mendorong petani lada menggunakan junjung hidup, harga per batangnya lebih murah dibanding junjung mati," kata Bupati Bangka Tengah, Ibnu Saleh di Koba, Jumat.

Ia menjelaskan petani hanya membutuhkan dana Rp700 untuk membeli satu batang junjung hidup sementara junjung mati mencapai harga Rp20 ribu per batang sehingga bisa menekan biaya produksi.

"Jika biaya produksi bisa ditekan, tentu petani tidak terlalu kesulitan disaat harga lada anjlok dan ini di antara upaya yang tepat untuk mengimbangi harga lada yang terus turun," katanya.

Ibnu mengakui sangat sulit mengontrol harga lada karena terkait dengan permainan pasar global dan menekan biaya produksi serta menambah areal tanam merupakan cara yang tepat untuk mengimbangi harga lada tersebut.

"Kalau harga memang sulit kami kontrol dan yang bisa kami lakukan saat ini untuk mengimbangi harga lada yang terus anjlok adalah meningkatkan produksi dan kualitas lada tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan pemerintah daerah juga akan terus berupaya membantu para petani lada untuk bisa sejahtera di antaranya dengan menyalurkan bibit unggul dan memperluas areal tanam.

"Kalau harga anjlok, maka diperbanyak saja tanaman lada dan tingkatkan kualitas serta produksi per batang. Sekarang sudah mulai, catatan kami jumlah tanaman lada petani sudah mencapai satu juta batang lebih yang tersebar di seluruh kecamatan," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018