Manila (Antaranews Babel) - Filipina pada Selasa (1/5) menyambut baik upaya damai dari Kuwait dalam sengketa buruh asing, beberapa hari setelah Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan larangan permanen bagi pekerja untuk pergi ke negara Teluk tersebut.

Sengketa itu, sudah bergolak selama berbulan-bulan, meletus pekan lalu ketika Kuwait mengusir duta besar Filipina atas sejumlah video staf kedutaan yang membantu buruh Filipina melarikan diri dari dugaan majikan kasar di Kuwait.

Namun, Kuwait ingin meredakan krisis itu setelah Duterte mengatakan pada Minggu bahwa dia menetapkan larangan permanen tersebut sejak Februari, ketika seorang asisten rumah tangga asal Filipina yang dibunuh ditemukan di dalam lemari es majikannya.

Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait Minister Nasser al-Subaih mengatakan pada Senin bahwa perseteruan itu “sebagian besar adalah kesalahpahaman” dan “kami tidak menginginkan eskalasi.”

Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano menyambut baik pesan mendamaikan tersebut pada Selasa.

“Iktikad baik dari Kuwait ini, negara yang memiliki sejarah bersama dan ikatan kuat antar-rakyat dengan kami, akan memudahkan kami melangkah maju,” ujar Cayetano dalam sebuah pernyataan.

“Kami menegaskan persahabatan kami dengan pemerintah Kuwait dan rakyatnya. Kekuatan persahabatan itu akan mengatasi kesalahpahaman ini,” tambahnya, demikian AFP. 

Pewarta: -

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018