Koba (Antaranews Babel) - Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP/MTs yang diakui masih menemui beberapa kelemahan.
"Masih terdapat beberapa kelemahan terkait pelaksanaan UNBK tingkat SMP/MTs, terutama terkait perangkat lunak, jaringan internet dan kendala non teknis lain yang di luar perkiraan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah, Iskandar di Koba, Selasa.
Ia menjelaskan, pelaksanaan UNBK tingkat SMP/MTs sempat terkendala karena terjadi gangguan server di pusat dan listrik sering mati sehingga membuat siswa kehilangan konsentrasi.
"Sebenarnya persoalan listrik ini sudah dikoordinasikan sebelumnya dengan pihak PLN Rayon Koba, namun tetap saja listrik padam dan ironisnya itu sering terjadi pada saat pelaksanaan ujian," katanya.
Belum lagi persoalan internet yang jaringannya lemah di beberapa sekolah, terutama sekolah yang jauh dari pusat kota, sehingga ini juga menjadi kendala yang harus dievaluasi.
"Namun secara umum pelaksanaan UNBK sesuai rencana, hanya saja ada beberapa persoalan di luar perkiraan kami, termasuk ada anak yang kesurupan saat pelaksanaan ujian," katanya.
Seluruh SMP dan sederajat di daerah itu sudah melaksanakan UNBK dengan jumlah sekolah sebanyak 22 SMPN dan tujuh MTs swasta dengan jumlah peserta 2.755 siswa.
"UNBK bukan penentu kelulusan melainkan hanya pemetaan mutu pendidikan karena kelulusan ditentukan oleh UASBN. Namun kami meminta guru lebih objektif memberikan penilaian terhadap anak didiknya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Masih terdapat beberapa kelemahan terkait pelaksanaan UNBK tingkat SMP/MTs, terutama terkait perangkat lunak, jaringan internet dan kendala non teknis lain yang di luar perkiraan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah, Iskandar di Koba, Selasa.
Ia menjelaskan, pelaksanaan UNBK tingkat SMP/MTs sempat terkendala karena terjadi gangguan server di pusat dan listrik sering mati sehingga membuat siswa kehilangan konsentrasi.
"Sebenarnya persoalan listrik ini sudah dikoordinasikan sebelumnya dengan pihak PLN Rayon Koba, namun tetap saja listrik padam dan ironisnya itu sering terjadi pada saat pelaksanaan ujian," katanya.
Belum lagi persoalan internet yang jaringannya lemah di beberapa sekolah, terutama sekolah yang jauh dari pusat kota, sehingga ini juga menjadi kendala yang harus dievaluasi.
"Namun secara umum pelaksanaan UNBK sesuai rencana, hanya saja ada beberapa persoalan di luar perkiraan kami, termasuk ada anak yang kesurupan saat pelaksanaan ujian," katanya.
Seluruh SMP dan sederajat di daerah itu sudah melaksanakan UNBK dengan jumlah sekolah sebanyak 22 SMPN dan tujuh MTs swasta dengan jumlah peserta 2.755 siswa.
"UNBK bukan penentu kelulusan melainkan hanya pemetaan mutu pendidikan karena kelulusan ditentukan oleh UASBN. Namun kami meminta guru lebih objektif memberikan penilaian terhadap anak didiknya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018