Makassar (Antaranews Babel) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna meresmikan monumen pesawat tempur MiG-17 Fresco di persimpangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan.

"Monumen pesawat tempur ini sengaja dibangun untuk mengenang kembali semangat perjuangan para ksatria TNI Angkatan Udara yang telah berhasil mempertahankan keutuhan NKRI terutama dalam merebut Irian Barat pada Operasi Trikora, " katanya di Makassar, Rabu.

Dia menjelaskan peletakan pesawat tempur MiG 17 F itu pada posisi strategis jalan perbatasan antara Kota Makassar-Kabupaten Maros sebagai bentuk penghargaan karena andilnya cukup besar terhadap perjuangan mempertahankan kedaulatan NKRI serta semangat dirgantara.

"Monumen ini diharapkan sebagai pengingat serta bisa menjadi semangat yang inspiratif bagi para generasi muda penerus bangsa untuk mewarisi nilai-nilai perjuangan para pahlawan pendahulu kita," paparnya kepada wartawan usai meresmikan monumen tersebut.

Monumen itu, kata dia, juga sebagai penanda ada kawasan militer Angkatan Udara di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam peresmian itu, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutista didampingi Pangkoopsau II Marsda TNI Fajar Prasetyo dan Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Bowo Budiarto.

Sejumlah pejabat lingkup TNI AU juga menyaksikan peresmian yang ditandai dengan penandatanganan prasasti sekaligus diikuti pelepasan sepasang burung merpati putih.

Monumen pesawat tempur MiG-17 Fresco dengan tail number 1126 itu berdiri megah tepat di area simpang lima arah pintu masuk Lanud Sultan Hasanuddin. Monumen itu juga dilengkapi dengan patung pilot sebagai sosok ksatria penerbang TNI Angkatan Udara.

Pemasangan patung pilot itu untuk mengenang perjuangan TNI Angkatan Udara dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.

Selain itu, sejarah TNI AU telah menorehkan tinta emas dengan mengoperasikan varian Mig-17F dan Mig-17 PF pada 1961, yakni Skadron 11 Wing Ops 003 Lanuma Iswahjudi, Madiun, kemudian pada 1962-1963 yang saat itu bertepatan dengan persiapan pelaksanaan Operasi Trikora dan berhasil merebut Irian Barat dari cengkeraman tentara Belanda.

Kala itu, pihak penjajah Belanda tidak berani menghadapi kekuatan pesawat-pesawat tempur TNI Angkatan Udara yang saat itu berada di urutan empat dunia.

Pada 1963 pesawat tempur MiG 17 Fresco kemudian dimasukkan ke satuan Kohanud dan pada 1963-1965 kembali berhasil melaksanakan tugas Operasi Dwikora, hingga pada 1984 pesawat tempur MiG-17 menjadi kebanggaan Indonesia.

Memasuki masa baktinya, pesawat itu kemudian diabadikan di museum pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala selanjutnya dijadikan monumen.

Pewarta: M Darwin Fatir

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018