Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Republik Indonesia, Marsekal Yuyu Sutisna dalam lawatan kerja ke Maluku Tenggara menyatakan Lanud Dominicus Dumatubun Langgur milik TNI AU memiliki posisi strategis untuk pertahanan di wilayah Timur Indonesia.
“Kami merasa bahwa Lanud Dumatubun milik TNI AU sangat strategis untuk pertahanan, karena dilihat dari segi geografis, selain itu juga apabila kita hadapkan dengan kondisi sekarang bahwa di sini dekat dari laut kepulauan III yang harus kita amankan, karena itu merupakan alur bebas baik dari segi laut maupun udara sehingga rawan akan pelanggaran”, katanya di Langgur, Rabu..
Lanud Dumatubun merupakan salah satu tempat yang menjadi rangkaian kunjungan kerja Kasau Yuyu Sutisna selama tiga hari di wilayah timur Indonesia. Tempat lain yang akan dikunjungi yakni Biak, Morotai, Kendari, dan Makassar.
Ia mengatakan, rangkaian kunjungan kerja ini dalam rangka menindaklanjuti pembangunan konsep pertahanan di wilayah timur Indonesia. TNI telah membangun sistem pertahanan di timur, khusus untuk AU dibangun Korps AU III, demikian juga dengan Angkatan Laut membangun Armada Laut III, begitu juga Angkatan Darat.
“Nah, sebagai tindak lanjut dari itu kami akan menempatkan beberapa skuadron di wilayah timur, untuk yang pertama kita tempatkan satu skuadron pesawat angkut dalam hal ini TN 235 yang akan ditempatkan di Biak, kemudian kami akan meresmikan satu skuadron Hercules di Makassar, dan kami juga sekarang sedang membangun Markas Komando Kops AU III di Biak”, ujar Yuyu Sutisna.
Strategisnya Lanud Dumatubun dibuktikan pada saat perebutan Irian Barat melalui Operasi Trikora, dimana Lanud ini dijadikan tempat untuk mendukung operasi tersebut, namun pembangunan pertahanan ada skala prioritas, sehingga untuk Lanud Dumatubun ini belum dilaksakan pada renstra terkini. “Kami TNI sekarang lagi membangun ada 5 pangkalan dengan proritas dan terintegrasi yang yakni di Natuna, Saumlaki, Biak, dan Morotai," katanya.
Selanjutnya, diharapkan kerja sama AU dan Pemda Malra terus berjalan. Pemda memanfaatkan apa yang bisa dimanfaatkan, sehingga ada sinergitas yang baik antara AU dengan Pemda, dan pada hakekatnya keberadaan AU di sini untuk membantu Pemda.
Sementara itu, Bupati Malra M Thaher Hanubun pada kesempatan yang sama menyampaikan, Kepulauan Kei tidak bisa dilepas dari lembaran sejarah RI, khususnya operasi Trikora Pembebasan Irian Barat tahun 1962, di mana Kepulauan Kei yang terletak diantara laut Arafura dengan Laut banda dan berhadapan langsung dengan Australia dijadikan basis kekuatan pertahanan dan penyerahan dalam operasi tersebut.
“Kepulauan Kei pada massa itu mampu mengoperasikan dua bandara penting yaitu bandara Letvuan dan Lanud Dumatubun”
Oleh karena itu, Kepulauan Kei dengan latar belakang sejarahnya dan strategis, maka daerah ini patut untuk diperahatikan, diapresiasi dan diberi perhatian akan posisinya dalam geografis dan geopolitik dalam berbagai kebijakan regulasi, kata Thaher.
Berita Terkait
KSAU resmikan base Skadron Udara 33 Lanud Hasanuddin
14 Juni 2019 20:02
KSAU resmikan operasional pertama Skadron Udara 27 Biak
13 Juni 2019 11:24
Indonesia-Swedia wujudkan kerja sama pertahanan melalui pelatihan tentara
27 Maret 2019 19:11
KSAU resmikan monumen pesawat tempur F-5 di Lanud Iswahjudi
6 Februari 2019 15:31
TNI-AU siapkan 12 unit Hercules bantu penanganan bencana
2 Februari 2019 00:35
KSAU: Kekuatan pokok minimum TNI AU capai 44 persen
1 Februari 2019 23:24
TNI-AU harus berperan aktif antisipasi perang siber
14 November 2018 16:53
KSAU harapkan PPAU hindari politik praktis
24 September 2018 19:30