Ramallah, Palestina (Antaranews Babel/Xinhua-OANA) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Rabu (27/6) mengatakan pihak Palestina bersungguh-sungguh mengenai perdamaian dengan Israel dan kedua negara bisa hidup dalam kedamaian dan kestabilan dengan dasar perbaasan 1967.

Pernyataan Abbas itu dikeluarkan saat ini menerima Pangeran William dari Inggris di kantornya di Kota Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.

"Kami ingin mencapai perdamaian melalui perundingan dan ini adalah posisi kami yang belum berubah sejak lama," kata Abbas, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Itu adalah kunjungan pertama oleh seorang anggota kerajaan Inggris ke wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Abbas, saat menyambut kunjungan bersejarah tersebut, mengatakan ia berharap itu takkan menjadi kunjungan terakhir, dan Pangeran Inggris tersebut akan kembali "ketika rakyat Palestina meraih kemerdekaan".

Sementara itu, Abbas kembali menyampaikan posisinya mengenai terorisme.

"Kami berkomitmen untuk memerangi terorisme di mana pun itu, baik di tingkat lokal, regional maupun internasional, dan untuk itu kami melakukan kontak dengan semua negara," katanya.

Selama kunjungan tak resminya, Pangeran William mengunjungi Kamp Pengungsi Jalazon di dekat Ramallah, singgah untuk melakukan kunjungan di kota tua di kota tersebut untuk acara budaya, dan kemudian menyaksikan pertandingan sepak bolah oleh anak-anak setempat.

Pada Selasa (26/6), Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk serangan oleh pemukim Yahudi terhadap orang Palestina dan tempat suci mereka, dan mengatakan pemerintah Israel bertanggung-jawab atas serangan itu.

Kementerian tersebut mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa pada tahap ini, pemerintah Israel melihat kesempatan untuk melakukan rencana perluasan kolonial, termasuk penuntasan Judaisasi atas Jerusalem, perluasan permukiman serta makin menghapuskan kehadiran Palestina dari wilayah pendudukan.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah bentrokan pada malam hari antara orang Palestina dan pasukan Israel tepat setelah pemukim memasuki Kota Nablus di Tepi Barat Sungai Jordan dan melakukan upacara di Makam Nabi Yusuf AS --tempat yang dipandang suci oleh kedua pihak.

Beberapa sumber medis mengatakan lebih dari 35 orang Palestina, termasuk seorang wartawati dan seorang anak kecil, cedera oleh tentara Israel yang menembakkan peluru berlapis karet dan peluru aktif, gas air mata serta granat kejut untuk membubarkan orang Palestina.

Pemukim Yahudi juga menyerang warga sipil Palestina dan kendaraan mereka di Desa Burqa.

Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Amerika Serikat mendukung Israel, dan membiarkan pemukim Yahudi melancarkan provokasi dan kekerasan terhadap orang Palestina dan tempat suci mereka".

Kementerian tersebut juga menyeru Dewan Keamanan PBB agar "mempercepat pelaksanaan mekanisme hukum internasional dan prosedur untuk mengaktifkan sistem perlindungan internasional sebelum keadaan sangat terlambat".

Pewarta: -

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018