Jakarta (Antaranews Babel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak melemah sebesar 28 poin menjadi Rp14.207 dibanding posisi sebelumnya Rp14.179 per dolar AS.

"Belum beranjaknya sentimen yang sama dari sebelumnya terkait dengan potensi terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok, membuat laju pergerakan rupiah terimbas pergerakan valas global," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Di sisi lain, lanjut Reza, pelaku pasar beralih ke mata uang 'safe haven' lainnya, terutama Yen Jepang seiring kekhawatiran terjadinya perang dagang AS-Tiongkok akan menganggu volatilitas Dolar AS dan Yuan Renminbi.

"Sementara itu, dari dalam negeri, selain dari minimnya sentimen, adanya pernyataan kontradiksi dari Menko Perekonomian Darmin Nasution yang pesimis pertumbuhan ekonomi kuartal dua 2018 tidak akan mencapai 5,2 persen, menahan laju Rupiah," ujar Reza.

Padahal sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua dapat mencapai 5,2 persen lebih baik dari periode kuartal pertama sebesar 5,06 persen.

Pergerakan Rupiah sendiri diperkirakan masih cenderung bergerak 'sideways' cenderung melemah seiring masih minimnya sentimen dari dalam negeri yang dapat mengangkat Rupiah.

Di sisi lain, meningkatnya minat pelaku pasar terhadap mata uang 'safe haven' selain Dolar AS untuk mengantisipasi masih adanya sentimen perang dagang AS-Tiongkok, dikhawatirkan dapat membuat Rupiah kembali melemah

Adapun Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran 'support' Rp14.180 per dolar AS dan resisten Rp14.166 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018